Scroll to Top
Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup 2025 Digelar di Sumba: Deklarasi Keadilan Ekologis Sedunia Pertama
Posted by maxfm on 12th Mei 2025
| 692 views
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTT, Umbu Wulang Paranggi Tanaamahu, saat tanam baku bersama SMANTIG Waingapu di Pantai Watumbaka, Sabtu, 10 mei 2025 [Foto: Heinrich Dengi]

MaxFM Waingapu, SUMBA – Pulau Sumba akan menjadi tuan rumah Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup seluruh Indonesia pada 18–24 September 2025.

Baca juga:
Bupati Sumba Timur dan SMANTIG Waingapu Hijaukan Pantai Watumbaka dengan Ratusan Bakau Antisipasi Perubahan Iklim

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTT, Umbu Wulang Paranggi Tanaamahu kepada Radio MaxFM Waingapu, selepas penanaman bakau bersama SMA Negeri 3 di pantai Watumbaka Sabtu, 10 Mei 2025 menjelaskan, Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup seluruh Indonesia bertema “Daulat Rakyat Meneguhkan Ekonomi Nusantara Menuju Keadilan Ekologis”, lokasi pelaksaannya di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur.




“Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup seluruh Indonesia ini tidak hanya menjadi ajang diskusi lingkungan, tetapi juga momentum bersejarah untuk mendeklarasikan Hari Keadilan Ekologis Sedunia pertama kali di dunia, dengan Sumba sebagai lokasi deklarasi, jelas Direktur Eksekutif WALHI NTT, Umbu Wulang Paranggi Tanaamahu.

Baca juga:
BMKG NTT: Waspada Hujan Sedang Hingga Lebat di Sumba Hingga 5 Hari Mendatang

Umbu Wulang, pemilihan Sumba, Kabupaten Sumba Timur, sebagai tuan rumah didasari oleh keunikan ekosistemnya, terutama Sabana Karst yang terluas di Indonesia. Ekosistem ini menjadi contoh nyata harmonisasi antara ketergantungan masyarakat lokal pada sumber daya alam dan daya dukung lingkungan yang masih terjaga.

“Ini adalah ikhtiar kami agar kegiatan nasional tidak hanya berpusat di kota-kota besar saja, tetapi juga menyoroti pulau-pulau kecil yang justru paling rentan terhadap kerusakan ekologis,” ujar Umbu Wulang.



Umbu Wulang menambahkan, selama sepekan, hampir seribu peserta dari seluruh Indonesia akan membahas strategi penguatan ekonomi berbasis kearifan lokal, perlindungan ekosistem unik, dan upaya meneguhkan prinsip keadilan ekologis. Acara puncak akan diisi dengan Deklarasi Sumba, sebuah kesepakatan global untuk mengakui hak masyarakat adat dan komunitas lokal dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Baca juga:
Warga Rindi Surati Hingga Ke Presiden RI, Tolak Pembaruan HGU PT Perkebunan Nusantara XIV

“Kami ingin momentum ini menjadi titik balik. Sumba, dengan segala keunikan dan tantangannya, adalah simbol bahwa keadilan ekologis harus dimulai dari wilayah yang paling terdampak,” tambah Direktur Eksekutif WALHI NTT, Umbu Wulang Paranggi Tanaamahu.



Pemerintah, aktivis lingkungan, akademisi, hingga masyarakat umum diundang untuk terlibat dalam rangkaian kegiatan, mulai dari seminar dan kegiatan lainnya. Diharapkan, pertemuan ini tidak hanya menghasilkan kebijakan, tetapi juga meningkatkan kesadaran global tentang urgensi keadilan ekologis.

Baca juga:
Polres Sumba Timur Intensifkan Patroli Cipta Kondisi untuk Berantas Premanisme

“Ini bukan sekadar acara, tapi langkah konkret untuk memastikan alam dan manusia sejahtera berdampingan,” tutup Direktur Eksekutif WALHI NTT, Umbu Wulang Paranggi Tanaamahu.

Show Buttons
Hide Buttons