Scroll to Top
Bakamla Usir Kapal Garda Pantai China dari Perairan Natuna Utara
Posted by maxfm on 24th Oktober 2024
| 473 views
Badan Keamanan Laut menggunakan teropong untuk memantau pergerakan kapal penjaga pantai China di perairan Laut Natuna Utara di wilayah sengketa Laut China Selatan, Kamis, 24 Oktober 2024. (BAKAMLA via AP)

MaxFM Waingapu, AFP — Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, pada Kamis (24/10), mengungkapkan bahwa mereka telah mengusir kapal penjaga pantai China dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara sebanyak dua kali dalam beberapa hari terakhir. Pengusiran kali ini merupakan tindakan terbaru yang dilancarkan pemerintah Indoensia aksi Beijing di jalur perairan strategis tersebut. Laut Natuna Utara sendiri terletak di perairan Laut China Selatan yang dipersengketakan.

Kapal-kapal China sering kali memasuki perairan Laut Natuna Utara, yang berada di bagian selatan Laut China Selatan, membuat pemerintah beberapa kali melayangkan protes atas tindakan itu.

Baca juga:
Brigita Manohara Presenter TV Nasional Akan Memandu Debat Publik Paslon Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur

“Kapal Garda Pantai China kembali memasuki yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara pada Rabu,” kata Bakamla dalam sebuah pernyataan pada Kamis (24/10/2024).



Seperti dikutib dari voaindonesia.com Sebuah kapal Bakamla mencegat kapal tersebut dan mengusirnya dari wilayah tersebut, katanya.

KRI Imam Bonjol-363 (kiri) menahan kapal nelayan China di perairan Natuna, 21 Juni 2016. (Foto: TNI AL via AFP)

Baca juga:
Radio Max 96.9FM Waingapu Dijadikan Mitra KPU Sumba Timur Untuk Siarkan Debat Kandidat



Bakamla menyatakan bahwa kapal itu pertama kali memasuki perairan itu pada Senin. Saat sebuah kapal milik Bakamla mencoba menghubungi kapal China tersebut lewat radio, Garda Pantai China mengklaim bahwa daerah itu merupakan bagian dari yurisdiksi Beijing.

Kapal tersebut “mengganggu aktivitas survei” yang sedang dilakukan oleh Pertamina, katanya.

Kapal Bakamla kemudian mengikuti kapal tersebut dan memaksanya untuk pergi.

Baca juga:
BRI Perkuat Sinergi dengan Badan Kepegawaian Negara untuk Peningkatan Layanan Perbankan

Diperkirakan bahwa Laut China Selatan menyimpan sumber daya minyak dan gas yang melimpah dan belum dieksploitasi. Namun, hingga saat ini, volume cadangan yang pasti masih belum dapat ditentukan.

Insiden tersebut menjadi ujian awal bagi Presiden Prabowo Subianto, yang berkomitmen untuk memperkuat pertahanan wilayah NKRI.

Baca juga:
Jelang Pemungutan Suara Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati, KPU Sumba Timur Gelar Debat Antar Paslon

Indonesia mengerahkan jet tempur dan kapal perang pada 2020 untuk berpatroli di perairan Kepulauan Natuna sebagai tanggapan terhadap masuknya kapal-kapal China ke wilayah tersebut.

Beijing dan Jakarta merupakan mitra dagang utama. Namun, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, berusaha menghalau kapal-kapal asing yang menangkap ikan di perairannya karena praktik ini membuat negara rugi hingga miliaran dolar setiap tahunnya.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan dan mengabaikan putusan pengadilan internasional yang menyatakan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Baca juga:
UMKM Ubi Jalar Ini Rasakan Langsung Dampak Positif Pendampingan BRI dan Manfaat Desa BRILiaN

Dalam beberapa bulan terakhir, China telah mengerahkan kapal militer dan penjaga pantai untuk mengusir Filipina dari tiga terumbu karang dan pulau-pulau yang memiliki kepentingan strategis di jalur air yang disengketakan tersebut.



China juga terus meningkatkan tekanannya terhadap gugus pulau yang dikuasai Jepang di Laut China Timur, menyebabkan guncangan bagi Tokyo dan para sekutunya. [ah/rs]

Show Buttons
Hide Buttons