MaxFM, Waingapu – Banjir bandang yang terjadi Minggu (4/4/2021) lalu sekitar pukul 04:30 Wita di Desa Wangga Mbewa, Kecamatan Pinu Pahar benar-benar menjadi akhir dari cerita kehidupan di Kampung Pangadu, karena kampung yang dihuni 16 Kepala Keluarga (KK) tersebut lenyap tersapu banjir di Minggu Paskah tersebut.
Ketua Klasis Pinu Pahar, Pdt. Maria Hada Inda, S.Th. menyampaikan hal ini saat ditemui di Lailunggi pekan lalu. Dijelaskannya banjir ini tidak hanya memberikan duka bagi 16 KK yang kehilangan rumah tinggal mereka, namun juga sejumlah warga lainnya di Desa Wangga Mbewa ikut tertimpa kemalangan karena lahan pertanian maupun ladang mereka ikut hilang atau rusak.
“Tanaman padi yang sudah menguning dan siap panen sebagian tersapu banjir, sebagian lainnya terkubur longsor,” ungkapnya.
Kondisi ini menurut Pdt. Maria benar-benar memberikan duka bagi warga jemaat nya, namun karena adanya rasa sepenanggungan yang ditunjukkan oleh Gereja Kristen Sumba (GKS) bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan juga pemerintah yang terus memberikan bantuan kepada warga jemaatnya, kesedihan tersebut sedikit tersisihkan.
“Karena masih selalu bersama dan masih ada bantuan yang terus datang, jadi mereka (16 KK yang rumahnya hanyut) tidak terlalu sedih. Namun tidak tahu nanti setelah semua aliran bantuan berakhir,” ungkapnya dengan nada suara yang bergetar menahan tangis.
Hal lain yang membuat 16 KK yang rumahnya tersapu banjir ini tetap bersyukur dan tidak terlampau hanyut dalam kesedihan karena masih adanya pemeliharaan Tuhan kepada mereka sehingga banjir bandang ini terjadi saat semua sudah bangun dari istirahat malam sehingga tidak ada korban jiwa.
“Mereka juga bersyukur masih punya lahan lain yang kini digunakan untuk membangun pondok baru untuk Kembali menata hidup,” urainya.
Terkait adanya rencana pemerintah memberikan bantuan pembangunan kembali rumah bagi warga masyarakat yang rumahnya terdampak akibat banjir bandang maupun Badai Siklon Tropis Seroja baik yang rusak ringan, sedang maupun berat, Ketua Badan Pelaksana Majelis Jemaat (BPMJ) GKS Wangga Mbewa ini mengaku 16 warga jemaatnya ini sangat layak untuk mendapatkan bagian dari rencana pemerintah tersebut. [TIM]
“Mereka memang tidak terlalu berharap untuk menerima, namun kalau ada program pemerintah seperti ini (pembangunan kembali rumah) mereka pasti akan sangat bersyukur,” tuturnya.
Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing, M.Si yang dikonfirmasi secara terpisah menjelaskan 16 KK tersebut sudah masuk dalam daftar korban yang rumahnya terdampak banjir bandang dan Badai Siklon Tropis Seroja yang akan mendapatkan bantuan pembangunan kembali rumah dan juga relokasi ke tempat yang lebih aman.
“Tidak hanya mereka (16 KK di Wangga Mbewa), tetapi di desa dan kecamatan lain juga ada warga yang rumahnya harus dibangun kembali yang dibiayai oleh pemerintah pusat melalui BNPB,” jelasnya.
Walau demikian untuk memutuskan relokasi warga masyarakat ke lokasi yang baru menurutnya dibutuhkan pendataan dan kajian yang matang secara kultur, sosiologis, maupun dari segi pemerintahan agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.
“Tim dari pemerintah masih terus bekerja untuk mengkajinya langkah terbaik seperti apa yang bisa kita ambil bagi masyarakat kita,” tandasnya.(ONI)