MaxFM, Waingapu – Hari Rabu, 20 September 2017 pukul 23:25:16 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi berkekuatan M=5,1 terjadi dengan koordinat episenter pada 10,24 LS dan 118,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 72 km arah selatan Kota Bondowatu, Kabupaten Sumba Baratdaya, Propinsi Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 51 km.
Dampak gempabumi yang digambarkan oleh Peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan di daerah Waingapu dalam skala intensitas II SIG-BMKG (III MMI). Guncangan gempabumi ini belum menimbulkan kerusakan.
Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di bawah Pulau Sumba . Berdasarkan peta tataan tektonik, di wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara terdapat zona gempabumi dengan struktur sesar naik (thrust). Hal Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi di lokasi tersebut dibangkitkan oleh aktivitas sesar naik (thrust).
Hingga pukul 23:50 WIB, Hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat di sekitar wilayah Kabupaten Sumba Baratdaya dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. [ Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG –
Drs. MOCH. RIYADI, M.Si.
]