Judul Buku : Petrus Surjadiputra Suwarnam,
Si Penyu dari Palembang.
Penulis : Alfred B. Jogo Ena dan Edelbertus Jara
Penerbit : Bajawa Press
ISBN : 978-602-7576-17-9
Terbit : 2012
Tebal : 232 halaman, 140 x 210 mm
MaxFM. Waingapu – Latar belakang penulisan buku ini adalah sebagai ungkapan terima kasih masyarakat NTT secara khusus kepada Ir. Petrus Surjadiputra Suwarnam, atas sumbangsih, perhatian, cinta dan kepeduliannya kepada masyarakat NTT selama kurang lebih 30 tahun sejak 1982, terlebih khususnya masyarakat yang berada di daerah-daerah kering yang sulit mendapatkan air di NTT.
Jika dulu masyarakat bersusah payah berjalan mencari air, maka setelah disentuh oleh tangan dingin dengan cinta yang tulus Mas Petrus (demikian saya menyapanya, karena mengenal beliau dan istrinya secara pribadi), maka sekarang bukan lagi masyarakat yang datang mendekati air, tetapi sebaliknya airlah yang mengalir mendekati pemukiman-pemukiman penduduk. Puji Tuhan.
Mas Petrus yang adalah putera Palembang, sarjana teknik dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta bersama Yayasan Dian Desa (YDD) NTT yang dipimpinnya mendedikasikan hidup, ilmunya untuk menolong masyarakat NTT. Dan bukan hanya itu saja beliau juga menolong mereka yang kesulitan untuk mendapat pendidikan yang memadai.
Bahkan untuk itu di tahun 1982 beliau rela melepas kedudukan mapan yang sudah digenggamnya sebagai Asisten Dosen dan Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rela juga meninggalkan keluarga (istri dan anaknya – Mbak Yeny dan Laurent) di Yogyakarta untuk waktu lama untuk menyalurkan cinta kasih bagi saudara-saudaranya di NTT.
Tapi sebelum memutuskan untuk berkarya di NTT, beliau memulainya dengan datang mengenal NTT secara dekat dengan berkendaraan sepeda selama 3 bulan menyusuri Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor sampai ke Timor Timur. Perjalanan yang melelahkan dan membawa hikmah yang luar biasa yang sekaligus merubah perjalanan hidupnya secara trotal. Lalu memilih tanah Flobamora menjadi ladang pengabdiannya.
Banyak yang berpartisipasi dalam menuliskan kesaksian dan pengalamannya bersama Mas Petrus. Ada masyarakat awam dan ada juga Pastor. Buku ini adalah kisah seorang anak manusia yang sangat peduli terhadap penderitaan dan masalah hidup orang lain. Buku ini sangat bagus menjadi bacaan bagi warga NTT dimanapun, dan buku ini perlu dimiliki dan menjadi contoh.
Mas Petrus yang dijuluki dan menyebut dirinya “PENYU”, karena katanya untuk bekerja perlu mencontoh penyu meskipun bertelur seribu butir dia tidak pernah bersuara. Demikian juga Mas Petrus ketika membangun ribuan Bak Penampung Air dan berbagai fasilitas untuk masyarakat NTT dan menolong anak yang putus sekolah tidak pernah banyak bicara, tidak pernah mengharapkan pujian, dan bahkan jika tidak ada ucapan terima kasihpun, bukan masalah untuk beliau. Terima kasih Mas Petrus.
(C. Mouwlaka, Pustakawan Universitas Atma Jaya Yogyakarta)