
MaxFM Waingapu, SUMBA – Kapolres Sumba Timur, AKBP Dr. Gede Harimbawa, S.E., S.H., M.H., M.I.Kom., mengumumkan hasil Operasi Pekat Turangga 2025 pada Rabu, 28 Mei 2025. Operasi selama 15 hari (15–29 Mei 2025) ini bertujuan memberantas premanisme dan gangguan keamanan guna menciptakan iklim investasi kondusif serta ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polres Sumba Timur, Polda NTT.
Baca juga:
10 Siswi Sumba Barat Raih Medali Emas di Kompetisi Ilmiah Internasional, Buktikan “Sumba Bisa”
Dalam konferensi pers, AKBP Harimbawa menjelaskan bahwa operasi difokuskan pada penindakan peredaran minuman keras (Miras) ilegal, senjata tajam, dan barang terlarang lainnya.

“Sasaran mencakup lokasi strategis seperti penyulingan Miras Pinaraci, kios penjual miras ilegal, pub/karaoke, pasar, dan dermaga, jelas Kapolres Sumba Timur AKBP Harimbawa di Aula Multimedia Polres.
Baca juga:
Tegas Tolak KRIS, DPP KSBSI Khawatir Ada Kepentingan Sepihak yang Dirahasiakan
Masih penjelasan Kapolres Sumba Timur AKBP Harimbawa, tim gabungan Polres Sumba Timur melakukan tes urine dan saliva terhadap Lady Companion (LC) serta pengunjung di sejumlah pub dan tempat karaoke. Langkah ini menjadi upaya preventif mendeteksi penyalahgunaan narkotika sekaligus mengantisipasi tindak kriminal di lokasi rawan.
Lanjut AKBP Harimbawa, pelaku yang terjaring operasi, terutama pemilik senjata tajam dan miras ilegal, diberikan pembinaan non-pidana berupa teguran, sanksi sosial, dan surat pernyataan tidak mengulangi perbuatan. Pendekatan ini diharapkan menyadarkan masyarakat tanpa mengabaikan aspek pencegahan.
Baca juga:
BPJS Keliling Mudahkan Akses Layanan JKN di Sumba Timur
Operasi Pekat Turangga 2025 hasilkan temuan signifikan berupa 570 liter Miras Pinaraci, 1.155 liter Miras jenis Moke (dari kegiatan KRYD), serta 19 senjata tajam (17 parang Sumba, 1 pisau, dan 1 sabit). Seluruh barang bukti diamankan untuk proses hukum lebih lanjut.

Kapolres AKBP Harimbawa menegaskan bahwa Operasi Pekat Turangga adalah bentuk konsistensi Polres Sumba Timur dalam memerangi premanisme. “Ini operasi berkelanjutan. Kami tak akan toleransi terhadap aksi yang mengganggu ketenteraman warga,” tegasnya. [HD]








