Scroll to Top
Kemewahan Pakaian Daerah Sumba Timur Ada Harga yang Fantastis…
Posted by maxfm on 23rd April 2025
| 316 views

(Catatan Tentang Outfit Dari Kegiatan Raker Pamong Praja dan Musrenbang 2025)

Outfit Lengkap Ketua DPRD Sumba Timur Umbu Aldy Rihi ; Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali ; Wakil Bupati Sumba Timur Yonathan Hani ; Asisten 3 Setda Sumba Timur Lu Pelindima [Foto: Heinrich Dengi]
Outfit Lengkap Wakil Bupati Sumba Timur, Yonathan Hani, Kalambung Hinggi, Kain tenun Kombu yang diselempangkan di Bahu, ikat pinggang dari anyaman tali, dan tiera di kepala. [Foto: Heinrich Dengi]

MaxFM Waingapu, SUMBA – Halaman Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi di Waingapu adalah Jalan Ir. Soekarno No. 1, Kelurahan Hambala, Kota Waingapu, Sumba Timur terlihat ramai dipadati ratusan pejabat dan tokoh penting daerah ini.

Baca juga:
Pemkab Sumba Timur Bangun Komunikasi Efektif Pada Moment Raker Pamong Praja dan Musrenbang

Sesuai undangan yang diterima Radio MaxFM Waingapu sebelumnya, pada hari ini (Senin 23 April 2025) akan dilangsungkan kegiatan Rapat Kerja (Raker) Pamong Praja dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2025.



Undangan yang ditandatangani Sekda Sumba Timur, Umbu Ngadu Ndamu, memberikan arahan pakaian peserta untuk mengenakan Kalambung Hinggi bagi laki-laki dan Hawu Lau serta Tidu Hai bagi peserta perempuan.

Outfit Wakil Ketua DRPD Sumba Timur, ALi Oemar Fadaq (ki) Gunakan Sepasang Kain Kombu ; Outfit Asisten 3 Setda Sumba Timur Lu Pelindima Gunakan sepasang Kain tenun Ikat Kawuru (biru) dari Hambapraing [Foto: Heinrich Dengi]

Langit Kota Waingapu pagi ini terlihat cerah. Satu persatu peserta Raker dan Musrenbang terus berdatangan. Setiap peserta yang datang terlihat mengenakan pakaian adat Sumba Timur tanpa kecuali.

Baca juga:
Kapolres Sumba Timur: Pentingnya Sinergi Lintas Sektor

Setiap kaum lelaki di lokasi ini terlihat memakai pakaian adat khas Sumba Timur. Kain tenun ikat khas daerah ini yang biasanya menggunakan pewarna alami diikatkan dengan cara kalambung. Ada juga ikat pinggang berbahan khusus, biasanya terbuat dari rotan atau bahan alami lain yang berfunggi untuk mengencangkan agar kain kalambung yang dipakai tidak mudah melorot dan jatuh.



Tidak sebatas itu saja. Di pinggang setiap kaum lelaki juga akan terselibkan parang khas Sumba Timur yang biasanya hanya akan dipakai pada acara tertentu, dan salah satunya seperti kegiatan hari ini. Kemudian satu lembar kain Sumba Timur lagi yang merupakan pasangan kain di pinggang, dikenakan di bagian badan atas, dari bahu diatur dengan cara seperti diselempangkan.

Model Ikat Pinggang yang digunakan salah satu peserta raker terbuat dari tali yang diatur sedemian rupa [Foto: Heinrich Dengi]

“Saya menaksir harga outfit tradisonal yang digunakan kepada bagian (Kabag) protokol Sumba Timur Marthen Kaliang.”

Baca juga:
Bupati Umbu Lili Pekuwali Ajak Semua Pemangku Kepentingan Bersama Sukseskan Pembangunan

Yaah… Sebagai anak Sumba Timur, saya sudah pasti mengetahui dengan jelas jikalau outfit yang dikenakan oleh sang Kabag ini bernilai paling murah itu adalah Rp 10 jutaan.

Dugaan saya ini dibenarkan oleh Kabag Protokol Sumba Timur, Marthen Kaliang. Saat dihampiri untuk mencari tahu harga outfit yang dikenakan pada momen Raker Pamong Prja dan Muserenbang 2025 ini, dia menjelaskan jikalau harga satu pasang kain kombu dengan warna merah khas kambera yang dipakainya mencapai tujuh juta rupiah. Nilai ini belum termasuk harga parang dan tiera (ikat kepala).

Outfit Kepala Bank NTT Waingapu Yusuf H. Mawolu, Sepasang Kain tenun Kombu Kambera dengan Parang dengan Ulu dari Tulang Ikang Duyung dan sarungnya dari bahan kulit penyu [FotoHeinrich Dengi]

Tidak berbeda dengan outfit yang dikenakana Asisten III Setda Sumba Timur, Lu Pelindima saat raker ini tidak kalah menarik. Begitupun nilainya. Dia menggunakan kain Kawuru khas dari Hambapraing yang terkenal itu.



Taksiran saya untuk satu pasang kain Kawuru (dua helai kain) berbahan benang dan pewarna alami dari Hambapraing yang dipakai oleh Asisten III ini bernilai hingga 10 juta. Perkiraan saya rupanya tidak meleset dan langsung dibenarkan oleh sang empunya, yakni Asisten III Setda Sumba Timur, Lu Pelindima.

Parang Ulu Gading Milik Asisten 3 Setda Sumba Timur, Lu Pelindima [Foto: Heinrich Dengi]

“Om Hen, harga itu belum termasuk parang yang saya pakai, parang ini ulunya dari gading, silahkan taksir sendiri saja harganya Om Hen,” demikian candaan Asisten III Setda Lu Pelindima.

Baca juga:
Meriah dan Seru Perayaan Jumat Agung dan Paskah Anak Sekolah Minggu dan Remaja GKS Payeti

Sudah menjadi rahasia umum di daerah ini jikalau sebilah parang khas Sumba ulu gading, paling sedikit akan bernilai Rp 30 juta. Belum lagi outfit yang dipakai oleh Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur. Setiap orang di daerah ini tentunya bisa memprediksi dengan jelas harga setiap item yang dikenakan oleh sang pejabat.

Di tempat aula gedung nasional Umbu Tipuk Marisi ini juga, saya bertemu dengan salah satu pemilik parang khas daerah Sumba yang ulunya terbuat dari tulang ikan duyung dan sarunganya terbuat dari kulit penyu.

Dari sekitar 600 ratusan undangan yang menghadiri kegiatan Raker Pamong Praja dan Musrenbang Sumba Timur 2025, sekitar 80 hingga 90 persen adalah kaum lelaki. Meski demikian outfit yang dikenakan oleh kaum perempuan di acara ini tentu tidak kalah saing.



Kaum perempuan yang menjadi peserta Raker Pamong Praja dan Musrenbang ini hadir dengan pakaian adat tradisional daerah ini. Meski jumlahnya hanya sedikit, namun mereka yang hadir terlihat memakai setelan kebaya yang dipadu dengan bahawan dari sarung Sumba, pahikung. Sarung pahikung sudah pasti harganya tidak sedikit belum lagi ditambah tiduhai (sisir yang terbuat dari kulit penyu).

Peserta Raker Perempuan Menggunakan Hawu Lawu dan Tidu Hai dari Kulit Penyu [Foto: Heinrich Dengi]

Kalau dihitung rata-rata harga outfit peserta kegiatan Raker Pamong Praja dan Musrenbang Sumba Timur 2025 sekitar tujuh juta rupiah, maka jumlah peserta yang mencapai 600 orang ini total harga outfitnya berkisar Rp 4,2 milyar. Nilai ini bisa jadi menjadi outfit termahal di seluruh Indonesia untuk kegiatan Raker Pamong Praja dan Musrenbang 2025.

(Heinrich D. Dengi, Waingapu 23 April 2025)

Show Buttons
Hide Buttons