

MaxFM, Waingapu – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, SH mengingatkan kepada semua bupati di NTT dan Wali Kota Kupang untuk tetap memberikan perhatian dan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria karena NTT merupakan daerah endemik kedua penyakit ini.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, SH menyampaikan hal ini dalam rapat virtual bersama para bupati dan Wali Kota Kupang, Selasa (26/5/2020), sebagaimana dijelaskan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Marius Ardu Jelamu kepada awak media yang diikuti MaxFm melalui sambungan telepon.
Gubernur menegaskan, seluruh jajaran pemerintahan dari provinsi dan juga kabupaten/kota di NTT tidak boleh sampai mengabaikan pencegahan dan pemanganan DBD dan malaria di NTT, disaat Pandemi Covid-19 saat ini. “Jangan terlalu serius urus Covid-19, lalu mengabaikan pencegahan dan penanganan DBD dan malaria,” tegas Viktor, sebagaimana dikutip kembali Marius.
Sementara untuk penanganan Covid-19 menyusul akan kembali dibukanya aktivitas pemerintah dan pembangunan di seluruh NTT mulai Senin (15/6/2020) mendatang, gubernur mengingatkan agar pelaksanaan protokol kesehatan dan kelompok rentan tetap mendapatkan perhatian serius, agar penyebaran Covid-19 di NTT Tetap dapat diminimalisir.
“Bapak gubernur juga menegaskan agar para orang tua yang berusia lanjut dan anak-anak yang imun tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk tetap mendapatkan perhatian dari semua pihak,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT ini menambahkan, dalam rapat virtual yang juga dihadiri Wakil Gubernur NTT, Joseph Adrianus Nae Soi, Kapolda NTT, Irjen Pol Hamidin, dan Forkopimda NTT juga menegaskan, bahwa pelaksaan tata kelola pemerintahan dan pembangunan di seluruh NTT yang akan dimulai Senin (15/6/2020) mendatang tetap harus memperhatikan protokol kesehatan terbaru yang dikeluarkan organisasi kesehatan dunia (WHO).
Walau demikian, dengan keterbatasan dan keunikan yang dimiliki Provinsi NTT, pelaksanaan protokol tersebut bisa disesuaikan karena tidak mungkin dapat dilaksanakan sepenuhnya sebagaimana yang ditetapkan WHO. “Kalau selama ini kita tidak terbiasa dengan menggunakan masker, dan cuci tangan pakai air mengalir dan sabun, hingga menghindari kerumunan, bapak gubernur mengajak kita untuk mulai membiasakannya,” ujarnya.
Karen itu semua elemen masyarakat, termasuk kaum muda, petani, nelayan, dan pelaku ekonomi diajak untuk kembali beraktivitas untuk membangkitkan ekonomi masyarakat NTT setelah terhenti di dua bulan terakhir.
“Ekonomi NTT harus kembali berputar, jadi orang-orang muda, petani, nelayan, pelaku ekonomi mari beraktivitas, kembali ke kebun, laut, untuk bangkitkan kembali perputaran ekonomi,” tegasnya.(TIM)