MaxFM, Waingapu – Stok beras pada Perum Badan Usaha Logistik (Bulog) Subdivre Waingapu saat ini masih aman, karena masih memiliki stok beras di gudang sebanyak 1.218.314 Kg atau 1.214,314 ton. Ketersediaan beras ini masih cukup untuk kebutuhan beras di Sumba Timur sampai dengan 3,5 bulan kedepan.
Kepala Perum Bulog Subdivre Waingapu, David Donny menyampaikan hal ini saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (27/4/2020). Dijelaskannya, perkiraan ketersediaan beras di gudang Bulog Subdivre ini sesuai dengan rata-rata penjualan beras pada program Operasi Pasar Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (OPKPSH) setiap bulannya, ditambah beras jatah untuk anggota TNI/Polri dan Pegawai Lapas.
“Beras jatah anggota (TNI/Polri/Lapas itu satu bulan Rp 25 ton, rata-rata OPKSPH itu saru bulan 224.865 kilo gram, dan cadangan stok untuk bencana alam itu 100 ton,” jelasnya.
Donny menambahkan, stok ketersediaan beras di gudang Bulog Subdivre Waingapu menggunakan standar yang sama dengan di gudang Bulog lainnya seluruh Indonesia, yakni minimal memiliki stok di gudang untuk tiga bulan ke depan. Karena itu, ketersediaan beras yang ada di gudang Bulog Subdivre Waingapu saat ini masih berada pada kategori aman.
“Gudang kita hanya satu dengan kapasitas 2000 ton, jadi melihat kebutuhan kita di Sumba Timur, minimal harus ada 800 ton di gudang, sehingga posisi kita masih aman sekarang,” urainya.
Walau demikian, memperkirakan permintaan pasar dan naiknya kebutuhan beras di masyarakat, Donny mengaku sudah mengajukan permintaan tambahan beras ke pusat sebanyak 800 ton yang diperkirakan akan tiba di Waingapu awal Mei mendatang. Karenanya, walau dalam situasi pembatasan aktivitas masyarakat saat ini, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan beras.
“Memang ada peningkatan penjualan beras kita dibandingkan tahun-tahun lalu, yang mungkin ada hubungannya dengan Covid-19 ini. Tetapi saya sudah ajukan permintaan 800 ton lagi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,” jelasnya.
Ditambahkannya untuk penjualan beras Bulog, hanya boleh dijual kepada Rumah Pangan Kita (RPK) dengan harga aff gudang Rp 8.600/kilo gram dan RPK nya harus menjualnya maksimal sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 9.950/kilo gram. “Harga itu aff gudang, jadi RPK nya bayar kendaraan sendiri. Tetapi buruh untuk naikkan beras dari gudang ke mobil itu dibayar oleh Bulog,” urainya.
Donny menambahkan pihaknya tetap membuka ruang bagi masyarakat yang mau menjual beras Bulog, namun harus menjadi RPK terlebih dahulu yakni dengan membawa foto kopi KTP dan KK, serta mengisi formulir permohonan menjadi RPK, dan menandatangani surat pernyataan tidak menjual diatas HET. “Kalau ada yang mau menambah penghasilan di rumah dengan menjual beras Bulog, kami selalu siap melayani,” tandasnya.(ONI)