Scroll to Top
HARI KESELAMATAN PASIEN DUNIA
Posted by maxfm on 18th September 2019
| 1513 views
FX. Wikan Indrarto Dokter Spesialis Anak, Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, Alumnus S3 UGM

MaxFM, Waingapu – Pada hari Selasa, 17 September 2019 diperingati sebagai Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day). Apa yang perlu diketahui?

Setiap tahun terjadi 134 juta peristiwa buruk karena perawatan pasien yang tidak aman di RS, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang berkontribusi terhadap 2,6 juta kematian. Sekitar 15% dari biaya di RS berhubungan dengan kegagalan langkah keselamatan pasien (treating patient safety failures) di negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Selain itu, sekitar 4 dari 10 pasien dirugikan dalam layanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rawat jalan. Pada hal, diperkirakan hingga 80% kerugian ini dapat dihindari.

Menyadari keselamatan pasien sebagai prioritas kesehatan global, dengan semangat ‘tidak seorang pun boleh dirugikan dalam perawatan kesehatan’, semua negara Anggota WHO menetapkan 17 September sebagai Hari Keselamatan Pasien Sedunia. Peringatan tahun 2019 ini mengambil tema : melintasi jurang kualitas global, meningkatkan layanan kesehatan di seluruh dunia (Crossing the global quality chasm: Improving health care worldwide).




Fokus perhatian tahun ini adalah pada Pemberian Obat Tanpa Bahaya (Medication Without Harm). Praktek pengobatan yang tidak aman dan kesalahan pengobatan adalah penyebab utama cedera dan kerusakan organ tubuh pasien, yang sebenarnya dapat dihindari. Secara global, biaya yang terkait dengan kesalahan pengobatan diperkirakan mencapai $ 42 milyar USD per tahun dan kesalahan dapat terjadi pada berbagai tahap proses penggunaan obat.

Kesalahan pengobatan terjadi ketika sistem pemberian obat yang lemah dan atau faktor manusia, seperti kelelahan dokter atau petugas RS lainnya, kondisi lingkungan yang buruk atau kekurangan staf. Semua itu dapat mempengaruhi praktik peresepan, pencatatan, pengeluaran, administrasi dan pemantauan penggunaan obat, yang kemudian dapat mengakibatkan kerusakan organ parah, cacat, dan bahkan kematian pasien. Berbagai intervensi untuk mengatasi frekuensi dan dampak kesalahan pengobatan telah dikembangkan, namun implementasinya bervariasi.

Penggunaan obat yang tidak aman merugikan jutaan orang dan menelan biaya miliaran US dolar setiap tahun. Praktek pengobatan yang tidak aman dan kesalahan pengobatan adalah penyebab utama cidera yang dapat dihindari, dalam sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Secara global, biaya yang terkait dengan kesalahan pengobatan diperkirakan mencapai US $ 42 miliar per tahun, belum termasuk upah yang hilang, produktivitas yang menurun, atau biaya perawatan kesehatan yang tidak perlu. Bahkan 15% dari pengeluaran anggaran kesehatan terbuang untuk menangani semua aspek efek samping obat. Sekitar 15% dari total pengeluaran RS di negara-negara OECD adalah untuk mengatasi akibat langsung dari efek samping obat, dengan kejadian yang paling berat termasuk tromboemboli vena, dekubitus, dan infeksi di RS.



Infeksi di RS mempengaruhi 14 dari setiap 100 pasien yang dirawat inap. Dari setiap 100 pasien yang dirawat di RS di 7 negara berpenghasilan tinggi dan 10 negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan memperoleh infeksi terkait perawatan kesehatan atau ‘Health Care-Associated Infections’ (HAI), yang memengaruhi ratusan juta pasien di seluruh dunia. Setiap tahun sekitar 3,2 juta pasien mengalami HAI di seluruh Uni Eropa dan total 37.000 di antaranya meninggal sebagai akibat langsung. Langkah pencegahan dan pengendalian infeksi yang sederhana dan murah, seperti kebersihan tangan yang tepat, dapat mengurangi frekuensi HAI hingga lebih dari 50%.

Selain itu, lebih dari satu juta pasien meninggal setiap tahun akibat komplikasi tindakan bedah. Tindakan pembedahan oleh dokter masih menghasilkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global, dengan setidaknya 7 juta orang per tahun mengalami komplikasi bedah yang melumpuhkan, yang mana lebih dari 1 juta orang meninggal. Meskipun angka kematian perioperatif terkait pembiusan atau tindakan anestesi telah semakin menurun selama 50 tahun terakhir, sebagian merupakan hasil dari upaya untuk meningkatkan keselamatan pasien perioperatif, namun masih tetap dua sampai tiga kali lebih tinggi terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, daripada di negara berpenghasilan tinggi.




Sementara penggunaan radiasi telah meningkatkan luaran klinis layanan kesehatan, paparan terhadap radiasi adalah juga merupakan masalah kesehatan dan keselamatan masyarakat. Penggunaan radiasi pengion untuk keperluan medis, adalah penyumbang tunggal terbesar dalam paparan radiasi terhadap populasi dari sumber buatan. Di seluruh dunia, ada lebih dari 3,6 miliar pemeriksaan x-ray dilakukan setiap tahun, dengan sekitar 10% di antaranya terjadi pada anak. Selain itu, ada lebih dari 37 juta tindakan kedokteran nuklir dan 7,5 juta prosedur radioterapi yang dilakukan setiap tahun, secara global. Penggunaan radiasi medis yang tidak tepat atau oleh petugas yang tidak terampil, dapat menyebabkan bahaya kesehatan bagi pasien dan petugas profesional perawatan kesehatan di sekitarnya.

Diperlukan mobilisasi luas dari para pemangku kepentingan, yang mendukung tindakan berkelanjutan untuk mencapai Pemberian Obat Tanpa Bahaya (Medication Without Harm). Momentum Hari Keselamatan Pasien Sedunia (World Patient Safety Day) 2019 mengingatkan kita agar ‘tidak seorang pun boleh dirugikan dalam memperoleh perawatan kesehatan.’

(Fx. Wikan indrarto – Dokter spesialis anak RS Panti Rapih dan Lektor di FK UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM)

Show Buttons
Hide Buttons