MaxFM, Waingapu – Pantai Batu Payung Padadita di Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur jadi tempat nongkrong asik di Waingapu.
Kalau selama ini warga hanya datang siang hari untuk menikmati pemandangan laut di Batu Payung, maka mulai awal 2018 warga Waingapu dan sekitarnya sudah bisa menikmati malam dengan berbagai acara dan menu yang tersedia di Batu Payung.
Pendeta Herlina Ratukenya dari komunitas Kelala yang mengelola pemanfaatan pantai Batu Payung mengatakan untuk sementara ini pemanfaatan lokasi Batu Payung oleh Komunitas Kelala baru di hari Sabtu mulai sore hingga malam.
“Komunitas Kelala ini kumpulan dari perempuan dan pemuda di Padadita untuk pengembangan ekonomi kreatif di pesisir pantai Batu Payung, untuk sementara kami hanya memanfaatkan hari Sabtu mulai jam 4 sore sampai jam 11 malam” jelas Pendeta Herlina Ratukenya, Sabtu (24/02/2018) malam saat ditemui media ini di Batu Payung.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Masih kata ketua komunitas Kelala Pendeta Herlina Ratukenya, “Dalam beberapa kali hari Sabtu kegiatan di batu payung diisi oleh anak-anak muda dan perempuan setempat yang menjajakan makanan hasil olahan dari kebun atau dari laut, anak-anak muda juga biasanya menyanyi, untuk malam ini ada sesuatu yang spesial karena ada tarian Ledo Hawu atau tarian Sabu yang diisi oleh sanggar Anugrah dari anak-anak di Padadita, serta ada penyuluhan dari Dinas Sosial dan Dinas Pemberadayan Perempuan dan Anak Sumba Timur.
Sementara itu salah satu anggota komunitas Kelala, Elen, yang berjualan ikan bakar di pantai Batu Payung mengatakan hampir setengah tahun terakhir dirinya tidak memiliki pekerjaan, dengan adanya kegiatan setiap Sabtu sore sampai malam oleh komunitas Kelala dirinya memanfaatkan berjualan.
“Saya berjualan ikan bakar, bisa beli ikan bakar, makan disini, atau ikan bakarnya dibawa pulang, ikannya saya dapat dari sekitar Padadita tetapi kadang saya beli ikan segar dari Kadahang, jelas Elen saat saya taya ketika sedang mempersiapkan ikan bakar pesanan saya Sabtu malam (24/02/2018).
Masih kata Elen, “Hasil jualan ikan bakar lumayan untuk dirinya, bisa diatas Lima Ratus Ribu Rupiah semalam, daripada tanganga, bersyukur bisa jualan di sini.”
Eki salah satu pengunjung dari Kanatang mengatakan dirinya datang bersama beberapa kawan dan menikmati suasana malam Minggu di batu Payung.
“Tadi saya saya beli minuman instan panas di salah satu pedang, harganya Rp5ribu satu gelas, ditambah beberapa pisang goreng sudah cukup menopang isi perut hingga malam di sini,” jelas Eki.
Sementara itu dari pantauan media ini, di lokasi Batu Payung Padadita malam minggu ini ramai dikunjungi pengunjung dari anak muda hingga orang tua. Yang jualan juga bervariasi, ada ikan bakar, kembang goyang, kue pisang, minuman dingin hingga panas. Untuk penerangan maisng-masing penjual menyiapkan penerangan sendiri, ada yang menggunakan aki sebagai sumber listrik ada juga yang menggunakan lampu hemat energi dengan sumber listriknya dari baterai.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dari jauh sayup-sayup terdengar himbauan dari panitia lewat pengeras suara yang meminta di waktu berikutnya penjual mesti menyiapkan tempat sampah sendiri dan menjaga kebersihan pantai Batu Payung.
Malam Minggu di Batu Payung Padadita makin asik selain karena acara yang dikemas Komunitas Kelala, juga karena bulan setengah penuh pas di atas ubun-ubun.