MaxFM, Waingapu – “Baguskan, ramai-ramai kita mulai protes waktu si Hangijir Ependi secara implisit ngomong bahwa mutu pendidikan kita di NTT rendah. Kakak tau kan yang dimaksud implisit? Ya, omong sembunyi-sembunyilah, tidak omong langsunglah, sindiranlah, coba itu si Hangijir omong terus terang mungkin ceritanya akan lain. Apa dia tidak tau banyak orang pintar dari NTT?. Apa dia tidak tau banyak lembaga pendidikan di Jawa sana pernah dipimpin katong orang NTT?”, kata si Yanus sambil mata terus malotot di HP.
Yunus: “Kenapa le nyumu tukang tasibuk? Biar su dia ngomong karena dia yang urus pendidikan jadi dia tau seperti apa kondisi Pendidikan kita!”
Yanus: “Justru dia yang urus pendidikan takpantas ngomong begitu. Itu melecehkan orang-orang kita yang pinter-pinter. Apa semua orang NTT bodoh? Apa mau kakak dibilang bodoh?”
Yunus: “Hehe dia tidak ngomong kita bodoh. Supaya jelas, saya kasih tau sama nyumu; Itu si Hangijir, hanya menanggapi sebuah survey Program for International Students Assesement (PISA), kualitas pendidikan RI masuk ranking paling bawah. Ini pendapat yang ditulis dalam berita, ada kutipan langsung, -Saya khawatir yang dijadikan sampel Indonesia adalah siswa-siswa dari NTT semua-, nah itu yang lagi dibicarakan orang, pahami dulu jangan buru-buru marontak”
Yanus: “Kakak ini macam bukan orang NTT saja, justru itu kan sama saja dia bilang kita ini bodoh? Siapa dia? Menterikan? Pantaskah? Mending takusah jadi menteri, biar jadi tukang survey aja. Kalau ada demo saya mau ikut demo!”
Yunus: “Hah tunggu dulu na. Saya orang NTT, kalau ada yang bilang kita orang NTT bodoh semua memang patut kita protes, karena kenyataan banyak orang pintar dari NTT. Walau saya tidak pintar tapi saya akan tersinggung juga. Tapi coba kita telaah dulu, justru si Hangijir ngomong begitu harusnya kita mulai introspeksi dulu, jangan-jangan memang dibandingkan daerah lain memang mutu pendidikan kita termasuk rendah secara umum. Jangan-jangan kita juga punya orang-orang pintar yang ngetop di luar NTT, tapi lupa memintarkan orang di daerahnya sendiri. Jangan-jangan program pendidikan kurang jadi prioritas para pemimpin kita, jangan-jangan….”
Yanus: “Stop kakak, pokoknya saya tidak setuju ada menteri bilang kita orang NTT bodoh, atau mutu pendidikan kita rendah, saya secara pribadi sangat tersinggung. Titik!”
Yunus: “Baik su, kita stop omong tentang si Hangijir. Saya omong tentang nyumu saja”
Yanus: “Kenapa le saya kakak?”
Yunus: “Nyumu ngajar di kampung kan?”
Yanus: “Iya kakak, satu sekolah ada tujuh kelas, empat guru dan satu penjaga sekolah, memangnya kenapa kakak?”
Yunus: “E…tidak, saya hanya tanya saja. Terus kenapa hari ini nyumu tidak pigi mengajar?”
Yanus: “Su dua hari saya ada urusan keluarga, tadi mau balik ke kampung tapi ada hujan. Biar nanti hari senin sekalian saya pigi mengajar!”
Yunus: “Oooo……???”
Yanus: “Kenapa kakak?”
Yunus: “E..tidak. Mari su kita selfi buat muka paling HANGIJIR, kita posting di media sosia!”
Waingapu, Desember 2017
Yongky H Suaryono
Catatan
Hangijir: memperlihatkan gigi (nyengir)
Katong: kita
Nyumu: kamu
Tasibuk: sok sibuk