MaxFM, Waingapu – Sejatinya Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Propinsi NTT 2013 Kategori Pelayan Ketahanan Pangan untuk Radio Max FM Waingapu, bukan untuk saya pribadi.
Sejak awal, saat data kegiatan radio diminta oleh Badan Bimas dan Ketahanan Sumba Timur, data yang saya berikan adalah data tentang apa yang dilakukan Radio Max FM Waingapu dalam hubungannya dengan dunia pertanian.
Salah satu staf di Bimas Sumba Timur beberapa kali mengkonfirmasi data kegiatan radio ini, termasuk berapa lusana lahan yang digunakan kelompok tani.
Saya menceritakan apa adanya kegiatan radio ini yang ada hubungannya dengan dunia pertanian seperti Acara Ayo Bertani Organik yang kami udarakan setia hari Minggu selama 2 jam mulai pukul 18.00 wita.
Diacara Ayo Bertani Organik ini, penyiar radionya Pak Rahmat, formatnya berbagi dengan pendengar tentang cara bertani yang baik baik itu padi maupun sayur mayor dengan penekanan prinsip pertanian organik, pertanyaan dari pendengar bisa lewat sms dan telpon dan langsung di jawab oleh penyiarnya, kadang juga ada kuisnya.
Dari rekaman siaran dan data sms yang masuk terlihat bahwa cukup banyak pendengar yang mendengar acara ini.
Cukup sering juga di Ayo Bertani Organik petani jadi narasumbernya, mereka berbagi suka duka, cara bertani organic yang benar, sekaligus menjawab pertanyaan pendengar.
Selain di acara Ayo Bertani Organik, di acara lain baik di Warga Bicara dan Nuansa Malam sering soal pertanian menjadi bahan obrolan dan banyak tanggapan masayarakat yang masuk.
Karena kami punya acara Ayo Bertani Organik, beberapa petani berkeinginan untuk belajar dibawah bimbingan Radio Max FM.
Yang pertama meminta untuk dibimbing cara bertanam sayur organic adalah Kelompok Tani Lata Luri, salah satu anggota kelompok datang ke stan pameran radio Max FM di arena pameran pembangunan Sumba Timur di Swembak Agustus Tahun lalu. Kelompok ini ada di Lamenggit, Kelurahan Matawai Kecamatan Kota Waingapu. Ada lebih 20 orang anggotnya waktu itu. Ada Ibu Rumah Tangga, beberapa siswa SMA, ada yang sudah bekerja. Kelompok ini belajar selama 1 masa panen sayur atau 3 bulan. Sejak itu sampai sekarang mereka terus memenam sayur di lahan dengan prinsip organic dan menggunakan pupuk organic cair Bio Slurry produksi Max FM.
Kelompok berikutnya adalah Kelompok Organik Kawara Pandulang yang akhirnya sekarang bernama KWT Kawara Pandulang. Oktober tahun lalu datang 2 orang ibu ke radio Max FM, mereka juga ingin belajar tanam sayur menggunakan pupuk organic. Dibentuklah kelompok ini dimulai dengan 9 orang ibu rumah tanggga. Sejak Oktober tahun lalu kelompok ini terus menanam sayur dan panenya memuaskan. Dari 9 orang berkembang menjadi 30 orang.
Kemudian Badan Bimas Sumba Timur datang menawarkan agar kelompok ini bisa didukukung program Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL dan terjadi kesepakatan sedangkan kelompok Lata Luri di Lamenggit yang juga mendapatkan tawaran untuk bergabung di program KRPL dengan berbagai pertimbangan kelompok, Lata Luri menolak bergabung dengan program KRPL.
Kelompok lain yang didukung adalah kelompok tani organic di Wunga Timur, di Panda, Kelurahan Wangga dan terakhir kelompok JOS, Jangan Omong Saja, yang ada di sekitar Kalu, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera. Tentu saja ada banyak pribadi dan organisasi yang mendukung kegiatan ini dengan berbagai cara.
Dalam Perayaan Hari Pangan Sedunia se NTT yang di pusatkan di Sumba Timur, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Bupati , Wakil Bupati Sumba Timur dan Bupati serta wakil Bupati Lainnya di NTT dan rombongan pejabat dari Propinsi NTT datang ke lahan Belajar KWT Kawara Pandulang di Kalu untuk panen perdana Tomat dan Kol yang ditanam dengan prinsip organic.
Di lahan lahan belajar KWT Kawara Pandulang yang Gubernur NTT datang dan panen tomat serta kol, biasanya hanya di tanam jagung setahun sekali, setelah itu lahan dibiarkan tanpa ditanami apapun. Tetapi setelah mereka tahu cara tanam sayur memanfaatkan pupuk organik, panen memuaskan serta menguntugkan, lahan ini terus ditanam sayur, mula dari tomat, kol, bunga kol, pitsai, timun, pakcoy, lombok dan bawang.
Dengan tumbuh baik beragam sayur di lahan belajar KWT kawara Pandulang dan di lahan belajar beberapa klompok lainnya, menunjukkan bahwa tanah kita sebenarnya subur dan menghasilkan, cuma selama ini kita belum tahu cara yang baik untuk mengolah lahan dan bertanam sayur yang benar.
Selain itu saat ini tim Radio Max FM Waingapu memproduksi pupuk cair organic Bio Slurry yang cocok untuk segala tanaman, sudah dibuktikan di lahan belajar beberapa kelompok tani termasuk di lahan KWT Kawara Pandulang, ini juga sebagai bentuk kontribusi kami Radio Max FM Waingapu untuk mendukung dan memajukan dunia pertanian di NTT.
Pengharagaan ini selayaknya untuk Radio Max FM Waingapu,, untuk rekan kerja di Radio Max FM Waingapu, untuk pendengar Radio Max FM, untuk para petani yang selalau bergabung di Ayo bertani Organik, untuk pendengar Radio Max FM Waingapu di acara lainnya dan untuk Masyaralat Sumba Timur, yang memberikan semangat dan gairah untuk radio ini bisa memberikan kontribusi positif untuk kemajuan Sumba Timur khususnya dan NTT umumnya.
Ayo maju dunia pertanian kita di NTT, sehingga tidak selamanya kita harus bergantung dari pihak luar NTT untuk memenuhi kebutuhan beras, jagung dan sayuran untuk keperluan makan minum kita.
Selamat Hari Pangan Sedunia.
(Heinrich Dengi)