

MaxFM Waingapu, SUMBA – Serangan virus African Swine Fever (ASF) di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang muncul pada pekan pertama January 2025, kini terus meluas.
Baca juga:
Pemda Sumba Timur Sosialisasi Perda No. 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Hantaman virus ASF terhadap ternak milik warga di Sumba Timur ini semula terdekteksi di Padadita, Kecamatan Kambera tiga kasus kematian ternak babi. Selain itu di Matawai, Kecamatan Kota Waingapu satu kasus kematian ternak.
Saat itu pihak pemerintah kabupaten setempat melalui instansi terkait, memastikan berdasarkan hasil uji laboratorium, kematian ternak babi milik warga di dua kecamatan itu disebabkan oleh virus ASF.
“Sudah kami pastikan lewat pemeriksaan laboratorium milik dinas Peternakan bahwa babi yang mati karena ASF,” demikian Plt. Kadis Peternakan, Drh. Samuel Rundi kepada Radio MaxFM Waingapu dalam acara Warga Bicara pada Jumat, 9 Januari 2025.
Baca juga:
Waspada Virus ASF! Puluhan Ternak Babi Milik Warga Kampung Kalu Sumba Timur Mati Mendadak
Hasil pantauan radio Max FM Waingapu, di Kabupaten Sumba Timur, hingga Rabu 15 Januari 2025, laporan kematian ternak babi milik warga cenderung meningkat. Kasus kematian ternak babi yang diduga akibat virus African Swine Fever (ASF) ini hampir merata di selurah wilayah kecamatan sekabupaten Sumba Timur.
Sementara Dinas Peternakan Sumba Timur yang dikofirmasi Radio Max FM Waingapu, Selasa, 14 Januari 2025 mengaku kesulitan untuk mengatasi wabah virus ASF di wilayah itu.

“Maaf, laporan masyarakat peternak babi yg babinya sakit dan mati hanya sedikit sekali krn mereka pesimis dg pengobatan ASF secara medis oleh petugas Disnak,” demikian Plt. Kadis Peternakan, Drh. Samuel Rundi melalui pesan WA, Selasa, 14 Januari 2025 malam.
Baca juga:
Pemerintah Indonesia Berencana Tetapkan Batas Usia Minimum Penggunaan Media Sosial
kesulitan dalam upaya pengobatan dan pencegahan virus ASF yang menyerang ternak babi di wilayah itu, Dinas Peternakan Sumba Timur juga tidak memiliki data terkait total jumlah ternak babi yang mati selama ini. Plt. Kadis Peternakan, Drh. Samuel Rundi menjelaskan, “Angka kematian babi sulit kami dapat secara lengkap.”
Virus African Swine Fever (ASF) tidak boleh dianggap remeh. Wabah yang menyerang ternak babi di Sumba Timur tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Kasus ini harus segera disikapi denga serius dan secepatnya demi menjaga populasi ternak babi di Sumba Timur.
Berdasarkan data populasi ternak kecil tahun 2024 yang diperoleh Radio Max FM Waingapu dari Dinas Peternakan Sumba Timur, total populasi ternak babi di daerah ini adalah 35.170 ekor.
Jikalau penanganan virus African Swine Fever (ASF) masih terus seperti ini, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi penurunan populasi ternak babi di Sumba Timur. Angka 35.170 ekor ternak babi bukanlah jumlah yang sedikit jikalau dikonfersi ke nilai rupiah. Kita telah kehilangan ratusan juta rupiah dalam sekejap, jikalau tidak cepat bertindak, maka tidak menutup kemungkinan untuk kehilagan puluhan bahkan ratusan miliar rupiah akibat virus ASF yang menyerangan puluhan ribu ternak babi di Sumba Timur.[Team]