MaxFM WAINGAPU – Putra Ganjar Pranowo, Muhamad Zinedine Alam atau Alam Ganjar mengunjungi Kampung Raja Prailiu, Rabu (07/02/2024).
Dalam kunjungan ini, Alam Ganjar ditemani Stevano Adronacus dan tim yang lengkap dengan tujuan mendengarkan harapan masyarakat Sumba Timur untuk Indonesia yang lebih baik.
Pada kesempatan tersebut Alam Ganjar disambut Raja Prailiu, Tamu Umbu Pingi Ai dan sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh perempuan dan masyarakat sekitar.
Alam Ganjar dan Stevano Adronacus kemudian mengikuti sejumlah tahapan sesuai kebudayaan Sumba Timur, termasuk dengan melakukan ziarah ke makam para Raja Prailiu terdahulu.
Alam Ganjar juga mendapatkan penjelasan terkait dengan tahapan dan lama waktu yang dibutuhkan perempuan Sumba Timur untuk mampu menghasilkan satu lembar kain tenun dengan pewarna alam.
Dimana untuk menghasilkan satu lembar kain tenun Sumba Timur dengan pewarna alam murni, menurut Karyawati Liwar, setidaknya ada 42 tahapan dan waktu minimal delapan bulan.
Karena itu harga satu kain tenun dengan pewarna alam murni dijual dengan harga cukup mahal yakni berkisar hingga Rp 5 juta per lembar dari tangan penenun.
Mendapatkan informasi tersebut, Alam Ganjar mengapresiasi apa yang masih ditekuni masyarakat Sumba dalam melestarikan budaya dan juga kearifan lokal melalui kain tenun Sumba yang ikonik.
“Ada 42 tahapan dan waktu delapan bulan untuk menghasilkan satu kain tenun. Jadi wajar kalau harganya mahal, karena ekstraksi warnanya juga butuh waktu dan ketelatenan,” jelasnya.
Terkait permintaan warga untuk membantu pemasaran kain tenun Sumba Timur, Alam Ganjar mengaku perlu sinergi antara penenun, UMKM hingga platform penjualan secara digital untuk mendorong pemasaran kain tenun Sumba Timur menjangkau lebih banyak pembeli diluar.
Sebab saat ini para penenun di Kampung Raja Prailiu masih hanya menunggu wisatawan yang datang berkunjung ke Kampung Raja Prailiu untuk membeli hasil karya kain tenun mereka.
“Kita akan membantu menghubungkan dengan pembeli yang bisa kita kenalkan agar kain tenun Sumba Timur bisa memiliki pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Mengenai adanya dugaan replikasi yang dilakukan oleh masyarakat Jepara, Alam Ganjar menegaskan pemerintah pusat harus menjadi penengah bagi kedua daerah untuk tidak saling merugikan.
Sebab setiap daerah memiliki kearifan lokalnya masing-masing dan harus bisa saling menghargai dan tidak saling menciderai hanya untuk sebuah ambisi.
Pantauan MaxFM Waingapu Rabu (07/02/2024) Alam Ganjar tiba di Kampung Raja Prailiu dengan rombongannya dan disambut para tokoh masyarakat.
Alam Ganjar dan Stevano Adronacus kemudian langsung dikenakan pakaian kain tenun Sumba Timur sebelum diantar ke rumah adat dengan disambut sapaan adat (panggaratau) dan tarian penyambutan.
Selanjutnya keduanya melakukan ziarah ke makam para Raja Prailiu terdahulu dengan meletakkan sirih pinang sebelum melakukan dialog dengan masyarakat dan mengunjungi galeri.
Di galeri sendiri keduanya membeli sejumlah kain tenun Sumba Timur untuk dibawa sebagai buah tangan ketika kembali ke Jakarta.
Selain berkunjung ke Kampung Raja Prailiu, Alam Ganjar juga bertemu dengan kaum muda Sumba Timur dan mengunjungi Bukit Tenau untuk menikmati indahnya alam Sumba sebelum bertolak ke Kupang. [TIM]