MaxFM, Waingapu – Bendungan Kambaniru, di Kelurahan Maulumbi, Kecamatan Kambera, Sumba Timur Nusa Tenggara Timur, NTT rusak parah akibat diterjang banjir bandang.
Kerusakan yang terjadi sesuai pantauan media ini adalah bantalan bendungan di sisi Timur patah, terbawa banjir sekalian jembatan diatasnya hanyut oleh tarikan banjir.
Banjir bandang yang merusak bendungan yang selama ini mengairi sekira 1.400 hektar sawah di Kelurahan Maulumbi, Lambanapu, Prailiu, Kambaniru, Mauliru, Mauhau Kecamatan Kambera dan Kelurahan Kawangu, Watumabaka Kecamatan Pandawai, dipicu Siklon Tropis Seroja yang terbentuk pada Senin (05/04/2021) pukul 02.00 WITA diatas wilayah Timor, Rote, Sabu dan Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Ferdinadus Karipi Kilimandu warga RT 06, RW 012 Kelurahan Maulumbi, Kecamatan Kambera menjelaskan banjir yang datang mulai Sabtu (03/04/2021), kemudian tinggi air terus naik dan pada Minggu (04/04/2021) air makin tinggi di bendungan ini.
“Pada Minggu (04/04/2021) air makin makin naik di bendungan sampai dapat jembatan penghubung, kemudian jembatan penghubung patah pada Minggu sore, waktu jembatan patah, tanggul masih utuh, tetapi pas Selasa (06/04/2021) dini hari, saat angin makin kencang dan menakutakan itu, tanggulnya terbawa semua sudah yang sebelah sana,” jelas Ferdinadus Karipi Kilimandu kepada MaxFM, Rabu (07/04/2021) pagi di sekitar bendungan Kambaniru.
Ferdinadus Karipi Kilimandu menambahkan, kerugian sudahpasti banyak dirasakan warga sekitar termasuk 20 rumah warga terbawa banjir besar ini, belum lagi rumah lain yang tergenang air ada banyak.
Dampak dari rusaknya bendungan Kambaniru direspon warganet, salah satunya Tunggu Takanjanji yang mengomentari foto rusaknyanya bendungan di medsos. “Berarti bantalan sungai hancur ya, kalau hancur berarti air los ke sungai dan bebas hambatan, artinya air sudah tidak bisa naik ke selokan lagi ya, untuk mengairi lahan pertanian di Mauliru dan wilayah lainnya,” tulis Tunggu Takanjanji.
Warganet lain Melkianus mengomentari rusaknya bendungan. “Dampak bagi petani tak terbayangkan,” tulisnya.
Hingga Rabu (07/04/201) sore ini, ketinggian air di beberapa lokasi akibat banjir besar yang menyebabkan rusaknya bendungan Kambaniru yang dipantau media ini sudah turun jika dibanding dengan hari sebelumnya, seperti di daerah yang bersebelahan jalan dengan kantor Kelurahan Prailiu atau yang biasa dikenal dengan Anawara sampai berbatasan dengan bukit tempat pemakaman di Padadita, terlihat ketinggian air turun sekira 50 cm dibawah batas pagar Pensip, padahal sehari sebelumnya batas pagar ini tidak terlihat karena ditutupi air. Di jalan utama yang menghubungkan kota Waingapu dan Bandara UMK, di depan Anawara masih tertutup air setinggi betis orang dewasa, seperti dilaporkan pendegar radio MaxFM.
Wilayah lainnya yang masih tergenang banjir bandang pada Rabu (07/04/2021) sore adalah Maukaba di Kelurahan Kambaniru, kompleks perumahan Dinas Peranian Kelurahan Prailiu, ketinggian air di lokasi ini masih diatas lutut orang dewasa.
Hingga menjelang malam, masih banyak warga Waingapu yang bahu membahu membersihkan wilayahnya dari kerusakan akibat Siklon Tropis Seroja.
Di Maukaba Kelurahan Kambaniru misalkan, warga saling bantu untuk memotong pohon-pohon yang tumbang menggunakan gergaji mesin, juga di jalan utama dekat gedung GKS Kambaniru ada kelompok warga lain yang berusaha memotong batang pohon asam besar yang jatuh ke arah jalan menjadi bagian yang lebih menjadi kecil sehingga mudah di pindahkan.
Dari pantuan MaxFM, pekerjaan berat menanti warga yang rumahnya terendam banjir untuk membersihkan rumah masing-masing dari sisa banjir baik di dalam rumah maupun di halaman. [HD]