MaxFM, Waingapu – Respon cepat terhadap warga masyarakat yang mengungsi secara tiba-tiba karena datangnya banjir bandang yang diikuti Siklon Tropis Seroja, Minggu-Senin (4-5/4/2021) dilakukan oleh Badan Pelaksana Majelis Sinode (BPMS) Gereja Kristen Sumba (GKS) bersama Jemaat Payeti dengan membuka dapur umum di rumah Sending sejak Minggu (4/4/2021). Setiap hari dapur umum ini melayani antara 250 hingg 500 bungkus nasi bagi warga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya terendam banjir bandang.
Kepada MaxFm di lokasi dapur umum, Rabu (7/4/2021) Ketua BPMS GKS, Pdt. Alfred Samani mengungkapkan kehadiran dapur umum ini didasari oleh kesadaran jemaat akan saudara-saudara yang terpaksa harus lari meninggalkan rumah mereka agar menyelamatkan diri dari banjir bandang. Karenanya dengan segala daya yang ada, pihaknya memutuskan untuk membangun dapur umum guna membantu masyarakat korban banjir.
“Masyarakat mengungsi secara tiba-tiba tanpa persiapan apa-apa, sehingga memang kita perlu bantu,” jelasnya.
Mantan Ketua BPMJ GKS Waikabubak ini menambahkan selain memaksimalkan sumber daya yang ada di GKS dan Jemaat Payeti, pihaknya juga membangun komunikasi dengan relasi-relasi di luar Sumba yang mendapatkan informasi terkait banjir bandang di Sumba Timur melalui berbagai media sosial. Karenanya berbagai bantuan diakonia masuk sehingga bahan makanan untuk kebutuhan dapur umum tetap tersedia hingga saat ini.
Mengenai distribusi makanan yang disediakan dari dapur umum ini, pihaknya berusaha untuk menjangkau masyarakat yang mengungsi di lokasi-lokasi terjauh yang masih bisa dijangkau dengan kendaraan dan juga tempat-tempat di sekitaran Kelurahan Prailiu, Wangga dan sekitarnya.
“Kita juga berikan kepada warga pengungsi yang kita dapati di posko-posko saat kita jalan untuk mengantar makanan,” ungkapnya.
Ketua BPMJ GKS Jemaat Payeti, Pdt. Yuliana Ata Ambu menambahkan selain memberikan pelayanan antar makanan ke tempat-tempat pengungsian warga, pihaknya juga memberikan pelayanan bantuan bahan makanan berupa beras, mie instant, dan air mineral kepada masyarakat yang karena mengungsi di rumah keluarga dan membutuhkan bahan makanan.
“Masyarakat datang ke sini dan butuh beras, kita kasih juga,” jelasnya.
Pdt. Yuli menambahkan untuk pelayanan dapur umum, pihaknya menyediakan makanan lalu mengantarkannya ke tempat-tempat pengungsian seperti di Kandara, Palindi, Mauliru, hingga Kiritana dan juga Kambaniru. Bahkan ada juga warga yang datang dan mengambil langsung makanan dari dapur umum.
“Banyak yang karena tinggal di rumah keluarga ada yang ambil makanan, ada juga yang minta beras dan kita layani,” ungkapnya.
Pdt. Yuli juga mengapresiasi kepada masyarakat yang juga peduli dengan korban banjir bandang Sumba Timur dengan memberikan bantuan diakonia yang dipercayakan kepada GKS melalui Jemaat Payeti. Karenanya bantuan tersebut dipergunakan sepenuhnya untuk membantu korban banjir.
“Banyak yang kami terima sudah dalam bentuk bahan makanan, karena kami hubungkan dengan toko-toko yang ada sehingga kami tinggal ambil bahan makanannya dan kerjakan,” ungkapnya.
Mengenai sampai kapan keberadaan dapur umum ini akan dipertahankan, Pdt. Yuli dan Pdt. Alfred mengaku masih akan melihat jumlah warga yang mengungsi dan membutuhkan makanan jadi karena saat ini genangan air di rumah-rumah warga sudah mulai surut sehingga sebagian warga sudah kembali ke rumah untuk membersihkan endapan lumpur.
“Mungkin satu-dua hari lagi kita masih buka dapur umumnya sambil melihat jumlah warga yang membutuhkan. Jika sudah tidak banyak lagi, kami akan cukupkan dapur umumnya dan kita distribusikan bahan makanan,” jelas keduanya.(ONI)