MaxFM, Waingapu– Kelompok tani Palindi Organik di desa Laipandak, kecamatan Wullawaijilu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur memanen bawang merah sekira 400 kilogram dari luas lahan 400 meter persegi di musim kemarau.
Degan sistim panen ubinan bisa di hitung kalau luas lahan 1 hektar maka KTO plindi panen setara 10 ton bawang merah jeenis tuk tuk super.
Ketua kelompok tani Palindi Organik, Gerardus Nggau Behar (38) mengatakan awalnya mereka pesimis untuk menanam bawang merah terutama di musim kemarau, namun berkat bimbingan dari tim kerja Radio Max Waingapu Foundation pesimisme mereka akhirnya buyar, terbukti dengan hasil panen yang mereka dapatkan,lanjjtu dia kalau dihitung per hektar maka kelompoktaninya memanen sekira 10 ton bawang merah.
“Orang lain pesimis bahwa bawang ini sangat susah dan tidak mungkin menghasilkan seperti itu, tapi ternyata pesimisme itu jadi buyar, sekarang kita bisa panen dan ternyata mudah sesungguhnya,” jelas ketua kelompok tani Palindi Organik desa Laipandak, Kecamatan Wullawaijilu, Sumba Timur, Gerardus Nggau Behar dikebunnya, Sabtu (29/09/2018).
Masih kata Gerardus, sekalipun musim kemarau, mereka tetap dapat memanen bawang merah berkat air yang melimpah yang dipompa menggunakan pompa barsha, pompa barsha memompa air sungai hingga ke lahan pertanian mereka, pompa Barsha lanjut Gerard memompa air ke kebunnya tanpa menggunakan BB fosil yang air selalu tersedia dalam jumlah cukup di kebun, sehingga tanaman bawang tumbuh subur. Belum lagi lanjut dia, pupuk organik selalu tersedia dikebun setelah kelompok tani menapat bimbimngan cara membuat kompos dari bahan alam di sekitar kebun.
Kelompok tani Palindi Organik menggunakan Barsha sejak 2 Mei 2018 dan langsung melakukan penyemaian bibit bawang merah jenis tuk-tuk pada 5 mei 2018 kemudian pada tanggal 29 September 2018 mereka memanen bawang merah dengan hasil yang memuaskan.
[ Hendrina Pe, Mahasiswa Jurusan Komunikasi UNWIRA Sumba yang lagi KKL di Radio Max FM Waingapu ]