Scroll to Top
Barsha Bawa Kebahagiaan Buat Petani Sumba
Posted by maxfm on 13th September 2018
| 2794 views
Marthen dan Eki dengan hasil panen Pitsai di Kebun yang digunakan radio Max Waingapu Foundation, Airnya diompa dengan Pompa Barsha dari Sungai Payeti [Foto: Heinrich Dengi]

MaxFM, Waingapu – Kehadiran pompa air berbentuk kincir membawa kebahagiaan bagi petani Sumba Timur. Pompa air berbentuk kincir ini dikembangkan oleh sebuah perusahaan Belanda, aQysta, diberi nama Pompa Barsha.

Aqysta bekerja sama dengan Radio Max Waingapu Foundation memperkenalkan teknologi ini bagi petani di Sumba dan NTT.

Teknologi ramah lingkungan ini bekerja dengan memanfaatkan kekuatan air sungai itu sendiri. Hingga kini suah cukup banyak kelompok tani yang memanfaatkan pompa barsha untuk mengairi kebun sayurnya di sekitar Daerah Aliran Sunga DAS di Sumba.

Pompa Barsha di Salah Sudut DAS di Sumba Timur [Foto: Heinrich Dengi]


Keunggulan pompa barsha yaitu dapat memompa air secara vertikal sekira 20 meter, dan mengalirkan air sejauh dua kilometer tanpa menggunakan BBM fosil, air dari sungai dipompa dengan Barsha ke kebun petai melalui pipa-pipa air PVC.

Curah hujan yang tidak menentu di Sumba Timur menjadi salah satu masalah tersendiri bagi para petani, yang berpotensi mengalami gagal panen akibat kekeringan. Kini, kehadiran pompa barsha membawa kebahagiaan bagi kelompok tani Panamung Hamuluri yang berada di Kampung Kalu. Mereka tidak perlu bersusah payah lagi mengambil air secara manual untuk menyirami lahan pertanian mereka seperti yang dilakukan dahulu. Kehadiran pompa barsha mampu menciptakan hujan buatan di lahan pertanian.

Menurut ketua kelompok tani Panamung Hamuluri, di kampung Kalu, Kelurahan Prailiu, kecamatan Kambera, Sumba Timur, Yuliana Tamu Ina, petani merasa senang sejak menggunakan pompa barsha.

Air Dari Sungai dipompa dengan Pompa Barsa dan dengan memanfaatkan Springkler petani menyiram lahan sayurnya [FOto: Heinrich Dengi]



“ Air yang melimpah di kebun, lahan menjadi subur karena jumlah air yang banyak hasil panen yang melimpah yang dapat membantu perekonomian keluarga,” jelas Ibu Yuliana Tamu Ina, saat diwawancara media ini dikebunnya.

Berbagai hasil pertanian kelompok tani seperti sayur pakcoy white, sayur putih, kol, tomat juga bawang merah telah berulang kali dipanen dan dijual ke beberapa tempat seperti toko, pasar, dan hotel. Ada juga masyarakat yang lebih tertarik untuk membeli langsung dari kebun. Hasil kebun yang dijual pun tidak sembarang menggunakan pupuk. Petani menggunakan pupuk kandang serta pupuk cair organik.

Menurut seorang petani, Marten Hina Tarapanjang, kehadiran pompa barsha sangat membantu masyarakat dalam menyiram tanaman terutama pada musim kemarau.

Bawang Merah tumbuh sumbur, Sistim pengairannya dengan
selang irigasi tetes.. Air di kebun ini dipompa dengan Pompa Barsha dari Sungai Payeti [Foto: Heinirch Dengi]



Kini petani tidak perlu resah lagi soal ketersediaan air saat musim kemarau sekalipun karena petani sudah menggunakan pompa barsha. Penggunaan pompa barsha sendiri tidak membutuhkan biaya, karena tidak menggunakan bahan bahan bakar minyak. Sesuai kesepakatan dengan pihak yayasan petani hanya membayar 20 persen dari panen sebagai biaya penyewaan pompa barsha, yang juga akan digunakan untuk biaya perawatan pompa dan sistem pengairan di kebun.

“Hasil panen yang melimpah di kebun juga dapat membantu perekonomian keluarga jelas salah seorang petani yang menggunakan pompa barhsa, Marthen Hina Tarapanjang saat dijumpai media ini di kebun Kalu. [Hendrina Yohana Pe – Mahasiswa Praktek Jurnalistik UNWIRA Kupang di radio MaxFM Waingapu]

Show Buttons
Hide Buttons