

MaxFM, Waingapu – Panas terik tak menyurutkan niat Marsekal Muda (Purn) Robert Soter Marut bersma isterinya Euphemia Soemeni berada bersama komunitas petani di Kalu Sumba timur, melakukan panen perdana bawang merah di kebun percontohan Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu yang terletak di Kelurahan Prailiu Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Kamis (12/10/2017).
Si juru nego pembelian pesawat Sukhoi buatan Rusia kelahiran Manggarai, Flores ini, yang juga ahli mesin pesawat tempur menyempatkan diri meninjau pemanfaatan pompa barsha yang mampu menaikan air ke bantaran sungai agar bisa dimanfaatkan petani untuk bercocok tanam hortikultura.
Robert Marut mengatakan bahwa dengan hadir dan turun langsung ke petani, ia ingin mendengarkan dan menerima ide yang baik dari masyarakat bawah dalam menemukan konsep pembangunan yang bertumpu pada kekuatan rakyat NTT.
“Di saat kekeringan yang terus melanda wilayah NTT, Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu memberikan contoh yang baik untuk memanfaatkan teknologi sederhana dan ramah, membimbing para petani untuk bisa menghasilkan dan meningkatkan ekonomi rumah tangga dengan mengoptimalkan daerah aliran sungai,” tutur Robert.

Menurut Robert yang juga bakal calon gubernur NTT ini, kreativitas yang baik dari yayasan dan petani ini sebenarnya sebagai solusi mengatasi kekeringan dan kemarau ekstrim di NTT karena banyak sekali daerah aliran sungai yang belum dioptimalkan dengan baik.
” Pemerintah perlu untuk mendukung salah satu solusi seperti ini di NTT karena sangat mudah dan tepat juga murah karena pompa Barsha tak membutuhkan biaya operasional seperti listrik untuk membuat petani lebih mudah menggunakan, serta dengan air melimpah mendukung panen sayur meningkat, maka perlu kerendahan hati para pengambil kebijakan agar masyarakat lebih maju” pungkas Robert.
Sementara itu dari hasil pantaun maxfmwaingapu.com saat panen bawang merah di kebun contoh Radio Max Waingapu Foundation, dengan luasan bedeng sekitar 400 meter persegi memperoleh hasil 370 Kg bawang merah belum kering, atau setara dengan 9,2 ton per hektar.
Untuk mengairi kebun ini, Radio Max Waingapu Foundation memanfaatkan air dari sungai Payeti yang berada sekitar 9 meter di bawah mondu (kebun) warga, dan dengan bantuan pompa barsha air di sungai dipompa ke lokasi kebun, dan pompa Barsha ini memompa air hanya dengan memanfaatkan aliran sungai untuk menaikan air dari sungai ke kebun tanpa sedikitpun menggunakan BBM Fosil, sehari di lokasi ini pompa Barsha bisa memompa air sekitar 15 ribu liter air. [Oleh: Ignas Kunda]