MaxFM, Waingapu – Komunitas petani holtikultura Lewa, desa Padanjara Hamu Lewa, di desa Padanjara Hamu, melakukan kegiatan Regional Expo Holtikultura 2017 (10/8/2017). Kegiatan expo ini menjadi solusi pemicu buat para petani agar menjadi pemasok utama produk holtikultura seperti tomat, lombok ke pasar di Waingapu.
Rangkaian acara dilakukan dengan, penen tomat, buncis dari benih cap panah merah, oleh ketua tim PKK Sumba Timur, Rambu Kahi Yani Mbiliyora, S.Pd, Wakil ketua TP PKK Sumba Timur, Diana Novita R. B. Ata Pekuwali, SP.M.Ap.
Acara juga diisi dengan demo pemasangan mulsa serta diskusi dalam kebun percontohan komunitas holtikultura Lewa.
Feriyanto Mali Ngara, ketua komunitas holtikultura Lewa, mengaku banyak anggota komunitas yang masih baru belajar untuk mulai menanam sayuran, karena selama ini mereka terbiasa menanam jagung, dan lahan dibiarkan terbengkalai setelah tanam. Menurutnya ini sebenarnya sebagai cara untuk merebut pasar yang selama ini hanya dimiliki oleh orang dari luar Sumba.
“Selama ini komoditi holtikultura dipasaran banyak datangnya dari Bima, ada juga Jawa dan Makasar.
Di Bima itu banyak pengepul, mereka mengambil dari tempat yang ada stok dengan harga murah lalu dibawah ke Waingapu dengan harga terkesan mahal”.
“Sebelumnya petani di sini terbiasa dengan tanam padi, dengan kegiatan ini diharapkan petani bisa manfaatkan lahan untuk bertanam holtikuktur ketika sudah selesai tanam padi”. Kata Feri.
Sebagai ketua kelompok ia juga harus berupaya memberikan pencerahan pada petani yang wawasannya masih minim.Tak hanya itu, Feri mengeluhkan kendalanya adalah sumber air. Mereka sudah membor 48 meter namun belum berhasil serta membuang biaya besar.
“Kalau bisa pemerintah bisa bantu kami untuk sumur bor,” minta Feri.
Ezra Wiliam, koordinator lapangan Panah Merah, mengatakan ada 20 jenis tanaman holtikultura di kebun contoh komunitas ini yang nantinya siap dipanen dalam beberapa Minggu ke depan. Menurutnya panah merah ingin memacu petani agar juga masuk ke pasar.
Selama ini distrubusi pasar diatur oleh pedagang dari luar karena mereka yang mempunyai pasokan sayur mayur untuk Waingapu, padahal dari segi kualitas di Sumba ini bisa diberdayakan petani untuk bisa menanam holtikultura.
“Dari kesehatan dan kualitas tidak kalah dengan kita, kenapa itu tidak diberdayakan,” katanya. [Oleh: Ignas Kunda]