MaxFM, Waingapu – Lima kali menyeberang sungai baru bisa sampai ke kebun Bapak Diki Talu Diawa di Kampung Waikudu.
Mengherankan sekali nama kampung ini Waikudu ( Air kecil ), padahal di sini airnyanya sangat banyak ( melimpah ), sungai dengan air yang melimpah dengan arus yang keras mestinya di sebut Waibakul.
Ini merupakan kunjungan balasan Saya dan kang Bayan ke tempat Bapak Diki Talu Diawa setelah beberapa hari sebelumnya beliau berkunjung ke Radio Max FM, tetapi jangan samakan kunjungan ini seperti berbalan kunjungan antar kepala Negara!!!!!
Berkunjung ke Kebun
Untuk sampai lokasi tanam sayur Bapak Diki Talu Diawa di Waikudu bukan perkara mudah bagi Saya dan Kang Bayan, karena harus melewati sungai beberapa kali yang dalamnya kami tidak kami perkirakan sebelumnya, akibatnya celana basah sepanjang perjalanan, belum lagi badan harus menahan tarikan air sungai yang cukup keras.
Dari Kampung Waikudu, kami harus berjalan sekitar 30 menit untuk sampai di kebun.
Siang yang panas seakan tidak kami hiraukan, karena ingin segera melihat kebun sayur warga di sana yang ada di sepanjang aliran sungai Waikudu dan kami dihibur oleh indahnya alam sepanjang perjalanan. Tebing batu yang tinggi ada di mana-mana dan kami ada di dasarnya. Pemandangan nan indah yang tidak ditemui di sekitar Waingapu.
Kebun seadanya
Sampai di kebun sayur warga kami berdua agak kecewa dan merasa kasihan dengan warga di sana. Bagaimana tidak, jarak yang begitu jauh dari Kampung Waikudu ke kebun ditempuh setiap hari, tapi cara mengolah lahan, cara menanam, jenis tanaman begitu minim, padahal sumber air melimpah ( yang ditempat lain orang mengeluh air ) dan tanahnya bagus.
Bapak Diki Talu Diawa ketua RT di sana mengaku bahwa Sumber Daya Manusia mereka terbatas sekali, dan mereka membutuhkan bantuan. Selama ini kata Dia mereka berusaha seperti itu, karena memang yang mereka tahu hanya begitu.
Keinginan kuat untuk berubah dan berhasil baik dalam hal tanam sayur yang membuatnya nekat datang ke Radio Max FM dan Kelompok Kawara Pandulang di Kalu. Dirinya tahu kelompok Kawara pandulang berhasil dalam menanam sayur dari radio Max FM.
Radio Max FM bisa didengar di Kampung Waikudu, juga di rumah kebun Bapak Diki Talu Diawa. Dai informasi-informasi di radio dirinya tahu ada kemajuan dan keberhasilan di Waingapu dalam menanam sayur.
Sangking gemasnya dengan kebun yang diurus seadanya ( meskipun kata mereka ini sudah usaha maksimal ) dengan sumber air melimpah, kang Bayang langsung turun tangan memberikan contoh mengolah lahan, cara membuat bedeng dan bagaimana rumput bisa dimanfaatkan jadi pupuk dan bukannya dengan cara instan mematikan rumput dengan menyemprot gunakan bahan kimia.
Tidak banyak yang bisa kami bagi karena waktu mendesak. Berharap dikesempatan lain kami bisa berkunjung lagi dan berbagi lebih banyak tentang budidaya sayur di kampung Waikudu.
Dalam perjalan pulang Saya berdiskusidengan Kang Bayan bagaimana kemungkinan menaikkan air yang melimpah dari sungai yang beair sepanjang tahun untuk warga disana.
Pilihan yang mungkin bisa dilakukan dengan biaya yang kecil adalah membuat hidram, mengalirkan ke tempat yang tinggi kemudian di bagi ke kebun warga atau menggunakan kincir air sederhana dengan modifikasi untuk manaikkan air.
Tapi apakah ini mungkin????……….. Entahlah…..
( Heinrich Dengi )