
MaxFM Waingapu, SUMBA – Acara pemekaran Gereja Kristen Sumba (GKS) Lambanapu Cabang Hibuwundu menjadi jemaat mandiri GKS Hibuwundu dan pentahbisan Pendeta Melyard Tesa Maharani Rambu Mbelu diawali dengan budaya Sumba Timur, Selasa 30 September 2025.
Baca juga:
Ketua KPU Benarkan Kejari Sumba Timur Geledah Kantor dan Sita Dokumen
Arak-arakan dimulai dengan tiga orang yang bertugas membawa simbol-simbol ibadah, Alkitab, Alat Perjamuan, Stola dan Toga, yang diikuti para gadis muda yang membawa aneka hasil bumi berupa sayur mayur, tomat, kacang panjang, terong, kol ubi kayu di wadah yang terbuat dari anyaman daun pandan, di belakang pembawa hasil bumi berjalan majelis jemaat GKS Lambanapu diikuti Vicaris Melyard Tesa Maharani Rambu Mbelu dan 38 Pendeta (yang masih aktif maupun sudah Emeritus) perlahan memasuki tenda acara.
Sebelum masuk ke lokasi acara, iring-iringan Majelis Jemaat dan Pendeta diterima Wunang dalam acara Panggara Taungu kemudian dilanjutkan tarian Sumba yang dibawakan penari dari Sanggar Ori Angu, gadis muda Sumba Timur mengenakan tenun ikat Sumba Pahikung dengan warna utama merah dengan gembira menyambut iring-iringan Pendeta GKS yang datang dari berbagai wilayah di Sumba, penari laki-laki membawa tameng dan parang dengan rancak menggerakkan badannya menyambut dengan hangat iring-iringan ini.
Baca juga:
Kejari Sumba Timur Geledah Kantor KPU, Buru Bukti Korupsi Dana Hibah Pilkada 2024
Acara pemekaran jemaat dimulai dengan ibadah yang dipimpin Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Gerja Kristen Sumba (GKS). Dalam acara ini sudah termasuk pengukuhan penatua, diaken dan pentahbisan Vicaris Melyard Tesa Maharani Rambu Mbelu menjadi pendeta di GKS Jemaat Hibuwundu.
Pentahbisan Pendeta GKS Hibuwundu dilakukan dengan khidmat, diawali dengan penumpangan tangan oleh Pendeta yang hadir kepada Vicaris Melyard Tesa Maharani Rambu Mbelu, selanjutnya pemakaian toga, stola dan penyerahan alat-alat sakramen sebagai tanda sudah menjadi Pendeta, dilanjutkan dengan menyanyikan pujian Setia Sampai Akhir oleh semua Pendeta yang hadir.
Ketua BPMS GKS Pdt. Marlyn Lomi, dalam sambutannya mengatakan bahwa GKS Hibuwundu adalah jemaat mandiri ke-284. Pendeta Melyard tercatat sebagai pendeta ke-364 di GKS.
Ketua BPMS GKS Pdt. Marlyn Lomi meminta, sebagai jemaat mandiri dan pendeta muda, GKS Hibuwundu dengan pendeta jemaat Melyard Tesa Maharani Rambu Mbelu harus mampu untuk menghidupi apa yang telah disampaikan dalam khotbah pertama di jemaatnya dengan tema Menjadi Gereja yang Merawat Kehidupan dan sub tema Menjadi Gereja yang Bertanggungjawab dalam Pelayahan Holistik.
Baca juga:
WALHI Kukuhkan Pimpinan Baru, Siap Lawan Kebijakan Ekstraktif Penyebab Krisis Ekologis
Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, yang hadir sejak awal acara dalam sambutannya menyampaikan selamat dan menyatakan bahwa pemekaran jemaat ini menandai pendewasaan dan pertumbuhan jemaat serta ekonomi masyarakat. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan gereja.
Bupati juga berharap GKS tidak hanya melayani secara iman saja, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan bersama jemaat mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat, seperti ketersediaan pangan dan menekan angka stunting.
Ketua panitia, Yulianus Laki Amah, mengungkapkan bahwa perjalanan GKS Hibuwundu menjadi jemaat mandiri memakan waktu 30 tahun, sejak pos pekabaran injil pada 1995. Peresmiannya pada 30 September 2025 juga menandai penahbisan pendeta pertamanya.
Baca juga:
Kolaborasi Pemda, Akademisi Hingga Jurnalis, Polres Sumba Timur Kukuhkan Standar Kualitas Layanan
Acara pemekaran jemaat dan pentahbisan pendeta yang berlangsung lebih dari tiga jam ini tidak berjalan monoton, tetapi tetap semarak dari awal, karena selain acara utamanya yang termuat dalam Liturgi , rangkaian acara diramaikan oleh berbagai acara budaya, lagu rohani berbahasa Kambera, Sumba Timur, tari-tarian Sumba persembahan beragam sanggar tari, tarian massal jemaat GKS Lambanapu, tidak lupa kelompok penari anak sekolah dasar Maulumbi yang membawakan tarian dengan bertelanjang dada sebagai penutup acara. [HD]