MaxFM WAINGAPU – Masyarakat Kabupaten Sumba Timur diminta untuk waspada dan memperhatikan kebersihan lingkungan rumah masing-masing.
Pasalnya di awal tahun 2024, tepatnya 1 Januari 2024 seorang Balita meninggal dunia setelah terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Rambu Djima menyampaikan hal ini saat ditemui wartawan di ruang kerjanya Rabu (3/1/2024).
Didampingi Kepala Bidang P2P, Novri Kilimandu dan Koordinator program pencegahan dan penularan penyakit menular, Lukas Lu Walangara, Rambu Djima menjelaskan pemerintah Kabupaten Sumba Timur telah mengeluarkan surat edaran untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang ditandatangani Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing, M. Si.
Dimana kegiatan PSN ini akan dikoordinir oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk mengatur pembagian lokasi PSN untuk semua instansi pemerintah di Kabupaten Sumba Timur.
Dimana kegiatan PSN ini akan dilaksanakan setiap hari Jumat untuk memutus mata rantai penyebaran nyamuk dengan virus DBD.
Dijelaskannya jumlah kasus DBD di Kabupaten Sumba Timur di tahun 2024 saat ini berjumlah lima kasus dengan satu kasus kematian.
Menurutnya kasus DBD cenderung berada di wilayah perkotaan, karena nyamuk DBD tidak berkembang biak di air dengan media tanah, melainkan dengan media tampung lainnya.
Karena itu nyamuk DBD lebih banyak ditemukan di wilayah perkotaan yang memiliki banyak media tampung seperti kaleng bekas, ban bekas, dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air.
Karena itu hujan yang sempat terjadi di Kota Waingapu dam sekitarnya dapat memicu berkembangnya nyamuk DBD.
Pertumbuhan nyamuk DBD ini bisa berasal dari telur yang sudah mengandung virus DBD sebelum nya. Sebab telur nyamuk itu bisa bertahan hingga enam bulan di tempat yang lembab dan akan menetas saat ada air.
Karena itu, diimbau kepada semua elemen masyarakat untuk ikut memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar rumah masing-masing.
Sebab hanya dengan PSN yang efektif dan menyeluruh, penyebaran nyamuk DBD bisa dikendalikan dan tidak akan jatuh korban jiwa lagi.
“Kalau kita efektif lakukan PSN secara menyeluruh selama empat minggu berturut-turut, saya yakin penyebaran DBD akan terkendali dan bisa menjadi nol,” ungkapnya.
Mengenai ujicoba pengendalian DBD menggunakan nyamuk buatan (Walbachia), Rambu Djima mengaku Kabupaten Sumba Timur tidak menjadi daerah yang terpilih untuk dilakukan ujicoba pengendalian DBD menggunakan Walbachia.
“Itu masih ujicoba dan di NTT hanya dilakukan ujicoba di Kota Kupang, sedangkan kabupaten lainnya tidak,” ungkapnya.
Untuk efektivitas pelaksanaan PSN, pihaknya sudah menyurati semua Puskesmas untuk mengumumkan ke masyarakat melalui tatap muka maupun dengan mobil keliling.
Diharapkannya dengan pengumuman yang diberikan kepada masyarakat, akan ada partisipasi masyarakat yang maksimal sehingga pengendalian nyamuk DBD bisa berjalan maksimal.
“Kalau tunggu pemerintah yang datang bersihkan rumah kita dari sarang nyamuk, tentu akan kurang efektif karena butuh waktu lama. Tetapi kalau semua masyarakat bersihkan rumah masing-masing,pasti akan jauh lebih efektif,” tandasnya.(ONI).