MaxFM WAINGAPU – Siang itu saya bersama Jurnalis Victory News Jumal Hauteas, Dion Umbu Analodu MNC Group dan beberapa jurnalis lain masuk ke ruang Sekretaris Daerah Sumba Timur Domu Warandoy, SH., M. Si. sudah pasti kedatangan kami untuk wawancara.
Setelah kami duduk di ruang ruang rapt sekda Sekda Sumba Timur yang juga sekaligus ruang kerjanya, kawan-kawan wartawan langsung melancarkan pertanyaan kepada Sekda Sumba Timur Domu Warandoy.
Saya juga segera mengambil alat rakaman digital Olympus yang saya simpan di tas dan menekan tombol merah, kemudian saya letakan tidak jauh dari tempat duduk Sekda Warandoy untuk mulai merekam, baik pertanyaan dari wartawan dan jawaban Sekda semua terekam dengan baik di alat yang saya bawa.
Sambil mendengar jawaban Sekda Sekda Warandoy atas pertanyaan wartawan, saya juga mengambil kamera Canon untuk melakukan pengambilan foto Sekda dari seberang mejanya saya mengambil lebih dari 10 frame foto saat itu dan mencari sudut foto yang pas menurut saya, maka jadilah foto Sekda Warandoy, memakai jas dari tenunan Sumba Timur berawarna biru yang biasa kita kenal dengan sebutan kain Kawuru.
Kabar duka terkait meninggalnya sekda NTT Domu Warandoy di hari minggu 2 Oktober 2022 dengan cepat tersebar dari berbagai media. Ucapan turut berduka dari berbagai tempat dan keluarga di NTT maupun di Luar NTT menyebar ke pelosok Sumba.
Yang saya lihat di berbagai media sosial dan banner ucapan duka yang disampaikan selalu disertakan foto almarhum, dan foto almarhum Domu Warandoy yang menggunakan jas dari kain Kawuru digunakan oleh banyak sahabat selama masa duka, sejak diketahui Sekda NTT Domu Warandoy wafat pada 2 Oktober 2022 hingga hari pemakaman Sabtu, 29 Oktober 2022.
Foto dalam banner duka maupun ucapan dukan di media sosial ada yang menggunakan secara utuh, ada yang sudah mengeditnya dengan menghilangkan latar belakang foto, ada yang mengubah posisi foto dengan melakukan efek pantulan cermin dan berbagai macam efek edit foto, tetapi yang pasti di foto itu masih tersismpan penanda atau watermark dengan tulisan tersamar Max 96.9FM – Heinrich Dengi.
Secara pribadi saya ikut senang dan bangga foto tersebut digunakan oleh berbagai pihak dengan segala macam versi untuk menyampaikan rasa duka dan kasih kepada atas meninggalnya Sekda NTT Domu Warandoy.
Saat rombongan dari Radio MaxFM datang ke rumah duka di Praihowar untuk menyampaikan turut berduka kepada keluarga, saya mewakili kawan di MaxFM menyerahkan foto almarhum Sekda Domu Warandoy yang sudah kami beri bingkai menggunakan jas kain Kawuru kepada Istri Sekda Domu Warandoy, Narwasty Danga Hinda dengan sedikit penjelasan mengenai foto ini.
Saya bahagia karena foto ini ditaruh di depan peti jenasah di rumah duka Praihowar bahkan di Tatung, Desa Haikatapu, Kecamatan Rindi Sumba Timur kampung Sekda NTT Domu Warandoy.
Saat pemakanam jenasah Sekda NTT Domu Warandoy, saya tidak bisa ikut ke Tatung karena sedang bersama kawan-kawan dari Jepang, dari jauh saya mendapat kirimman foto dan dan video suasana jelang pemakaman, saya melihat di salah satu video kirim tim kerja MaxFM dari Tatung foto Sekda NTT Domu Warandoy menggunakan jas kain Kawuru yang kami serahkan di Praihowar sedang di pegang seorang gadis sambil berdiri dan beberapa kali gadis ini menyeka permukaan kaca bingkai foto almarhum Sekda NTT Domu Warandoy dengan tisu.
Siang ini saya memeriksa kembali file foto dan menemukan data di properti foto Sekda NTT Domu Warandoy yang menggunakan kain Kawuru bertanggal 19 Februari 2021 ( saat itu Domu Warandoy, SH., M.Si., menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumba Timur.
Selamat jalan Sekda NTT, Domu Warandoy, SH. M.Si., terima kasih untuk kesediaannya dan hati yang hangat kala menerima telepon maupun WA dari Radio MaxFM untuk meminta wancara live di radio MaxFM saat malam sekalipun dan jarang menolak diwawancara. [Heinrich Dengi]