MaxFM, Waingapu – Setelah bertahun-tahun Sumba Timur diserang hama belalang Kembara yang tidak habis-habisnya merusak lahan pertanian warga, untuk pertama kali belalang Kembara diolah menjadi sumbar protein bagi masyarkat yang memakannya.
Bertempat di bagian depan Studio MaxFM Rabu (13/04/2022) belalang kembara yang selama ini menjadi hama atau musuh petani dimasak menjadi berkat sebagai sumber protein.
Kegiatan Belalang jadi Berkah dipandu Ibu Suparjiyem pemilik Rumah Makan Suparjiyem di Rest Area Paliyan Gunung Kidul, DI Yogyakarta, melalui aplikasi Zoom dan disiarkan live di radio Max 96.FM Waingapu.
Saat memandu kegiatan Belalang jadi berkah ini, Ibu Suparjiyem menyampaikan bahwa selama ini harga belalang yang dibeli di pasar setempat Rp85Ribu per kilogram, tetapi saat pagi jelang acara memasak, harga belalang di pasar Gunung Kidul Rp120Ribu per kilogram.
Untuk memasak belalang jadi makanan yang enak dimakan menurut Ibu Suparjiyem tidaklah sulit, tinggal membersihkan belalalang dengan mengeluarkan isi dalam perut belalang dan dibuang, sedangkan bagian belalang lain yang akan diolah. Langkah berikutnya sesuai panduan Ibu Marjiyem lewat zoom belalang tinggal dicuci 2 atau 3 kali pembilasan dengan air bersih, setelah itu belalang siap diolah.
Lanjut ibu Marjiyem untuk bumbu sama juga dengan bumbu masak yang digunakan di rumah pada umumnya, seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, daun salam, serai, daun jeruk, lombok besar, lombok rawit (sesuai selera), penyedap rasa dan sedikit gula, bumbu-bumbu ini tambah Ibu Marjiyem dihaluskan kemudian dicampur merata dengan belalang yang akan digoreng.
Saat praktek memasak belalang kembara di depan studio MaxFM dihasilkan 2 menu yakni Kembara Goreng Kering dan Sambal Goreng Kembara.
Kepala Dinas Pertanian Sumba Timur Oktavianus Mbaku Muku yang hadir dalam praktek membuat makanan dari belalang Kembara mengatakan terima kasih untuk semua pihak yang sudah membuat acara ini dan menginspirasi serta memberikan jalan keluar terkait belalang kembara.
“Hari ini saya mau sampaikan kepada warga Sumba Timur dimana saja berada bahwa belalang kembara kalau sudah dimasak rasanya enak, saya sudah makan bersama Prof. Hermanu dari IPB dan rasanya sepeti kita makan udang,” kata Kepala Dinas Pertanian Sumba Timur Oktavianus Mbaku Muku.
Lanjut Kepala Dinas Pertanian Sumba Timur Oktavianus Mbaku Muku, dengan sudah dipraktekkan mengolah belalang kembara menjadi makanan yang enak, dirinya yakin ke depan belalang kembara tidak lagi menjadi momok bagi masyarkat, tetapi sudah bisa menjadi berkat sebagai sumbr protein dan bahan kuliner lainnya.
Pimpinan Tani Center Institut Pertanian Bogor IPB Prof. Hermanu Triwidodo mengatatakan, IPB turut prihatin dengan serangan hama belalang kembara di Sumba yang sudah berlangsung lama dan menyengsarakan warganya, karena itu IPB datang ke Sumba dengan niat membantu dengan semua pihak terlibat untuk bisa mencari jalan keluar atas persoalan belalang ini.
Prof. Hermanu blerharap lewat kegiatan Belalang jadi Berkah di radio MaxFM dan disiarkan lewat radio serta medos masyarakat Sumba sudah bisa menjadikan belalang kembara jadi berkah bukan dan lagi musuh.
Saat ditanya tentang menu masakan belalang yang dimakan, Prof. Hermanu mengatakan “Rasanya enak dan gurih.”
Prof. Hermanu juga menjelaskan dalam seminggu ini ada beberapa peneliti dari IPB dan Kementrian Pertanian yang sedang turun ke lapangan untuk mencari data dan informasi lebih detil terkait belalang kembara, yang nantinya dari data yang diperoleh ini sebagai modal untuk langkah tindak lanjut berikutnya.
Dirinya juga berterima kasih kepada Program IPB Quick Response LPPM IPB dan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementan serta semua pihak termasuk donatur yang sudah mendukung Gerakan 1Kg Beras untuk 2Kg Belalang.
Sementara itu hasil olahan belalang kembara yang dipandu Ibu Marjiyem dari Gunug Kidul juga dinikmati oleh Wili dan Wulan, siswa SD Kalu. Keduanya makan cukup banyak olahan belalang kembara, kata Wulan rasanya enak dan minta dibuatkan lagi. [HD]
Saya sudah mencoba makan belalang ini tahun 1999 bersama ahli hama IPB dan terahir bln maret 2022 bersama dandim sumba timur