Scroll to Top
Konas Perempuan Jadi Titik Awal Perjuangan
Posted by maxfm on 29th November 2021
| 1541 views
Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing memukul gong tanda ditutupnya Konas Perempuan GMKI. (FOTO: ONI)

MaxFM, Waingapu – Penutupan konsultasi nasional (Konas) perempuan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) tahun 2021 tidak boleh menjadi akhir dari perjuangan bagi kaum perempuan dan anak, melainkan harus menjadi titik awal perjuangan untuk mewujudkan lingkungan yang layak bagi perempuan dan anak di Indonesia.




Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing, M.Si menyampaikan hal ini dalam sambutannya sebelum menutup Konas perempuan GMKI kedua tahun 2021 yang berlangsung di Gedung Hapu Mbay, Minggu (28/11/2021). Ditegaskannya perjuangan untuk menghadirkan lingkungan yang layak bagi perempuan dan anak di Indonesia.

“Penutupan ini bukan berarti kita menutup perjuangan kita, tetapi adalah awal dari perjuangan kita untuk kaum perempuan dan anak,” ungkapnya.

Menurutnya sejumlah rekomendasi yang telah dihasilkan dari Konas perempuan GMKI kedua tahun 2021 ini jangan hanya diserahkan ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) namun juga harus diberikan kepada pemerintah Kabupaten Sumba Timur sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konas perempuan GMKI kedua tahun 2021.



“Sumba Timur harus juga menjadi pelopor dalam memperjuangkan kemerdekaan perempuan dan anak dari segala tindakan kekerasan,” tegasnya.

Kepada para perempuan GMKI yang telah menjadi peserta dalam Konas perempuan GMKI kali ini diharapkan menjadikan semua pengetahuan yang diperoleh dalam Konas kali ini untuk mengimplementasikannya di cabang masin-masing nantinya sehingga impian terhadap kemerdekaan dan ruang ekspresi perempuan dan anak di Indonesia lebih cepat terwujud.

“Perempuan GMKI harus menjadi merah-putihnya perjuangan untuk kaum perempuan,” tandasnya.

Ketua umum panitia Konas Perempuan GMKI, Merliaty Praing Simanjuntak dalam laporannya menjelaskan Konas yang berlangsung sejak Kamis (25/11/2021) hingga Minggu (28/11/2021) telah berlangsung dengan baik dan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian P3A, Pemkab Sumba Timur dan semua elemen terkait yang ada di Sumba Timur.




“Terima kasih untuk semua dukungan yang sudah panitia dapatkan dari semua pihak sehingga Konas perempuan GMKI kali ini berlangsung lancar dan sukses,” ungkapnya.

Terkait hasil dari Konas perempuan GMKI kali ini, Ketua TP PKK Kabupaten Sumba Timur ini menjelaskan salah satunya adalah menghasilkan SOP penanganan kasus pelanggaran dan kekerasan seksual bagi perempuan dan anak yang akan menjadi pedoman bagi GMKI untuk mengadvokasi perempuan dan anak Indonesia.

Karenanya kepada pengurus dari 31 cabang dari 104 cabang yang ikut mengambil bagian dalam kegiatan Konas perempuan GMKI kali ini diharapkan menjadi pihak pertama yang mengimplementasikan hasil Konas ini sehingga bisa diikuti oleh cabang-cabang lain.



Merliaty juga memkampanyekan pariwisata Sumba Timur kepada para peserta dengan harapan bisa membawa cerita keindahan pariwisata Sumba Timur ke daerah asal masing-masing sehingga ke depan makin banyak wisatawan dari luar Sumba yang mengunjungi Sumba Timur.

Ketua umum Pengurus Pusat GMKI, Jefri Edi Irawan Gultom dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras panitia pelaksana dibawah komando Merliaty Praing Simanjuntak yang telah memberikan segala daya yang dimiliki untuk menyukseskan kegiatan Konas GMKI tahun 2021.




“Terima kasih untuk semua jerih lelah bapak-ibu panitia dan semua stakeholder yang sudah menerima semua insan GMKI dalam kegiatan Konas GMKI kali ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Umum Badan Pelaksana Majelis Sinode (BPMS) Gereja Kristen Sumba (GKS), Pdt. Alfred Dj. Samani dalam khotbahnya mengangkat tema sikap baru terhadap sesama yang didasarkan pada bacaan Alkitab yang diambil dari Yakobus 2:1-13 menegaskan hingga saat ini masih terdapat kelompok masyarakat yang membuat pembedaan-pembedaan kelompok masyarakat berdasarkan warna kulit, golongan dan lainnya yang kemudian bisa memicu pertentangan.

Karena itu kepada pengurus pusat GMKI dan semua pengurus cabang yang hadir diajaknya untuk mengubah cara memperlakukan orang lain tanpa membeda-bedakan dari unsur-unsur perbedaan yang ada di dalam masyarakat.




“Prinsip belas kasih harus menjadi dasar bagi kita masing-masing untuk memperlakukan sesama saudara kita dimana pun kita berada,” tandasnya.(ONI)




Show Buttons
Hide Buttons