MaxFM, Waingapu – Belalang kembara saat ini tercatat sudah menyerang tanaman petani di 21 dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Sumba Timur kecuali Kecamatan Lewa Tidahu. Total lahan pertanian yang terdata menerima serangan belalang ini tercatat sudah seluas 1.362,99 hekta are (Ha).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur, Oktavianus Mbaku Muku menyampaikan hal ini melalui Kepala Bidang Tanaman Hasil Pertanian (THP) Dinas Pertanian dan Pangan, Mariyana A. Praing saat ditemui di ruang kerjanya. Dijelaskannya sampai dengan saat ini serangan hama belalang masih terjadi di lahan masyarakat sehingga pihaknya masih terus melakukan pengendalian.
“Sudah ada tiga tim setelah kita (Bidang TPH Dinas Pertanian dan Pangan) dapat bantuan dua unit mobil dari pemerintah daerah,” jelasnya.
Dijelaskannya tiga tim brigade ini masing-masing tim terdiri dari empat sampai lima personil dan selalu bergerak lakukan pengendalian setiap harinya bahkan di hari libur nasional kecuali hari minggu. Sebab laporan petani masuk setiap hari sehingga tiga tim brigade yang ada juga seringkali harus bermalam di desa-desa sampai dengan tiga hari baru kembali.
“Saat ini tim kita sedang lakukan pengendalian di Kecamatan Haharu, Nggaha Ori Angu dan Wula Waijelu,” jelas Mariyana.
Terkait ketersediaan obat-obatan, Mariyana menambahkan sampai saat ini masih terdapat persediaan dan pihaknya juga sudah mendapatkan tambahan anggaran dari pemerintah daerah sebesar Rp 348.130.000., dari pos anggaran tidak terduga untuk pengadaan tambahan obat.
“Kami akan maksimalkan anggaran yang kami terima untuk pengendalian hama belalang ini,” ungkapnya.
Karena itu selain mengerahkan tiga tim pengendali hama dari dinas, pihaknya juga mendorong dan mendampingi masyarakat desa untuk membentuk Tim Pengendali Hama Desa (TPHD) di desa masing-masing sehingga saat adanya serangan belalang, dari dinas hanya menyuplai obat-obatan dan TPHD yang melakukan pengendalian.
“Saat ini sudah ada 50 Desa yang tersebar di 11 kecamatan yang sudah terbentuk TPHD nya, sedangkan desa lainnya dalam proses,” jelasnya.
Mengenai dampak serangan Mariana menuturkan umumnya tanaman jagung dan padi yang menjadi sasaran serangan. Namun saat ini tanaman jagung umumnya sudah menjelang panen sehingga serangan belalang tidak lagi mengakibatkan puso atau gagal panen.
“Kecuali waktu awal tahun itu jagung masih belum ada isi sehingga saat diserang belalang, pasti gagal panen,” ungkapnya.
Karena itu mengenai luasan lahan pertanian jagung yang mengalami gagal panen sampai dengan saat ini, Mariyana mengaku belum mendapatkan laporan dari petani melalui penyuluh pertanian lapangan. Namun untuk luasan lahan serangan belalang menurunya telah mencapai 1.362,99 Ha dan merupakan gabungan lahan pertanian jagung dan juga sawah. Namun terkait jumlah luasan lahan yang gagal panen hingga saat ini dirinya mengaku belum mendapatkan laporan dari masyarakat melalui penyuluh pertanian lapangan.
“Kalau soal gagal panen kita belum dapat laporan karena belum semua petani panen,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya Warga RT Kurunggu 2, RW 05 Desa Tanatuku, Kecamatan Nggaha Ori Angu, Stefanus Takandjandji (39) saat ditemui di kediamannya menuturkan lahan pertanian nya yang ditanami jagung dengan luasan sekitar satu Ha mengalami gagal panen karena diserang ulat grayak dan juga belalang kembara.
Karenanya hasil panennya tahun ini hanya mendapatkan jagung sekitar satu karung yang dihasilkan dari sebagian kecil jagung yang selamat dari serangan belalang. Padahal pada musim tanam sebelum-sebelumnya jika curah hujan memadai seperti tahun ini, dirinya bisa menghasilkan jagung antara 70 sampai dengan 80 ikat. Dimana setiap ikat jagung berisi 100 sampai dengan 120 buler jagung.
“Saya masih dapat sedikit ini, tetapi ada petani yang kosong sama sekali karena habis dimakan belalang,” urainya.
Stefanus mengaku dirinya juga menanam padi ladang dan sudah mulai keluar sayang padi saat ini sehingga diharapkan serangan belalang tidak lagi kembali agar tanaman paginya bisa menjadi sumber pangan bagi keluarganya. “Kalau belalang kembali lagi ke sawah berarti kami kelaparan,” ungkapnya.(ONI)