MaxFM, Waingapu – Yunita Yowa Yani, warga Desa Kiritana, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, NTT, hanya bisa menatap lesu tanaman padi dan jagung yang seharusnya siap dipanen karena sudah mulai berisi, tetapi tidak jadi dipanen akibat diserang belalang kembara Locusta Migratoria.
Harapan untuk mendapatkan penghasilan dari jagung dan tanaman padinya sirna. Sabtu 18/07/2020 belalang kembara dalam jumlah besar turun di lahan jagung dan padinya, dirinya bersama suami dan keluarga lain berusaha mengusir belalang tapi apa daya bukannya belalang pergi malahan datang tambah banyak, memakan habis daun dan bunga jagung serta padi yang ditanamnya.
“Tidak lama saja, hanya dua hari mereka diam di kebun saya, ada padi dan jagung, semua tanaman ini rusak dan tidak bisa dipanen,” jelas Yunita Yowa Yani di kebunnya di Desa Kiritana dekat sungai besar yang mengalir ke bendungan Kambaniru.
Tambah Yunita Yowa Yani, belalang juga bermalam di kebunnya.
Sementara itu Joni Meta Yiwa petani di Desa Kiritana yang kebunnya berdekatan dengan kebunnya Yunita Yowa Yani, mengatakan lahan jangungnya sekitar 2 hektar rusak, tidak bisa jadi uang dan tidak bisa dimakan.
“Begitu belalang ini datang tidak lama saja, langsung habis semua daun dana bunga jagung, tinggal batang dan buah, isi jagung lansung kempes, kami sudah coba masak ini jagung tetapi tidak berasa manis dan tidak enak sekali, ,” jelas Joni Meta Yiwa.
Masih kata Joni Meta Yiwa kabar yang didapat dari keluarga di wilayah lain di Kabanda, puluhan hekatar jagung manis warga di sana rusak setelah diserbu belalang kembara. (Heinrich Dengi)
Tambah Joni Meta Yiwa dirinya dan petani sekitar jadi takut dengan situasi ini, terlebih ada porgram dari pemerintah Tanam Jagung Panen Sapi.
“Kami kuatir program ini akan gagal, karena ini belalang sudah tidur di sini dan bisa jadi panen akan gagal lagi karena anak belalang akan muncul dari lokasi belalang menginap termasuk di kebun ini,” kata Joni Meta Yiwa.
Dari pantauan maxfmwaingapu.com belalang kembara yang terlihat di beberapa wilayah Sumba Timur saat ini sudah dalam fase terbang, dan akan sangat menyiksa petani bila kebunnya diserbu belalang kembara, dampaknya pasti gagal panen. (Heinrich Dengi)