MaxFm, Waingapu – Pesta paduan suara gerejani (Pesperani) adalah diawali dengan kata pesta. Karena itu, sebuah pesta tidak boleh berakhir dengan suara sumbang karena merasa lebih baik dari tim lain. Tetapi harus bisa saling menerima dan mengapresiasi. Karena sesungguhnya pesta harus berakhir dengan kebahagiaan bersama, apalagi yang namanya Pesperani.
Pastor Deken, Dekenat Waingapu, Pater Leonardus Hoa Ratan menegaskan hal ini dalam sambutannya pada pembukaan Pesperani Tingkat Kabupaten Sumba Timur pertama yang dilaksanakan di Paroki Bunda Maria Selalu Menolong (BMSM) Kambajawa, Jumat (15/11) malam. Pater Leo menegaskan, sebagaimana tema yang diangkat dalam Pesperani pertama di Sumba Timur ini yakni Omnis Spiritus Laudet Dominum atau semua yang bernafas, pujilah Tuhan. Maka semua peserta dimintanya untuk bernyanyi dengan baik, karena bernyanyi yang baik nilainya sama dengan dua kali berdoa.
Ditegaskannya, Pesperani ini bukanlah ajang lomba untuk memperebutkan siapa yang keluar sebagai juara, melainkan ajang ini harus dimanfaatkan sebagai ajang untuk bergembira bersama, dan memuji Tuhan. Karena itu, setiap peserta harus bisa memuliakan Tuhan melalui pujian yang disampaikan. “Kalau ada yang nantinya juara, yang tidak juara jangan menambahkan suara sumbang diluar dengan pandangan negatif. Karena kita semua hadir untuk memuji Tuhan dengan suara yang diberikan Tuhan kepada masing-masing kita,” tegasnya.
Pater Vikjend Keuskupan Waitabula, Pater Agustinus Malo Bulu dalam sambutannya menegaskan, Pesperani sejatinya adalah sebuah pesta gerejawi yang harus berakhir dengan sukacita bagi semua. Karena itu, baginya bukan penting siapa yang nantinya akan menjadi juara satu, atau juara umum dalam Pesperani kali ini. Tetapi yang terpenting adalah semua rangkaian Pesperani ini harus berakhir dengan sukacita, karena nama Tuhan makin dipermuliakan.
“Pesta paduan suara tidak bagus kalau habis hanya diatas panggung ini. Tetapi harus ada dampak pertumbuhan iman dalam rumah-rumah umat Katolik di Sumba Timur. Karena itulah sejatinya Pesperani ini dilaksanakan,” tegasnya.
Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora dalam sambutannya menegaskan, bernyanyi adalah bagian dari ibadah orang percaya, sehingga peserta Pesperani harus menyanyikan lagu-lagunya dengan baik, sebagai ibadah kepada Tuhan.
“Kalau kita baca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, narasi-narasi dalam Alkitab kita itu berisi dengan banyak nyanyian dan pujian. Jadi Pesperani ini harus dilakukan dengan semangat untuk memuliakan Tuhan, dan juara adalah bonus karena sudah memberikan yang terbaik,” tegasnya.
Diharapkannya setelah mendapatkan juara dalam Pesperani ini, tim juri jiya dapat memberikan rekomendasi kepada panitia agar nantinya bisa dibentuk paduan suara untuk setiap kategori, tidak hanya dari paduan suara yang juara. Tetapi juga dari paduan suara lainnya, sehingga bisa memberikan yang terbaik di tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mewakili Kabupaten Sumba Timur.
“Misalnya nanti Paroki Kambajawa yang juara satu, lalu kita kirim semua anggota paduan suara dari Paroki Kambajawa yang berangkat ke Kupang. Tetapi bisa juga lihat dari anggota paduan suara Paroki lainnya yang bagus, agar kita Sumba Timur bisa memberikan yang terbaik juga di tingkat provinsi,” pintanya,” tandasnya.
Ketua panitia Safryanti Ina Dapadeda dalam laporannya menguraikan tujuan dari Pesperani pertama di Sumba Timur yang melibatkan 13 jenis lomba ini adalah untuk menumbuhkan semangat umat Katolik dalam menyampaikan pujian kepada Tuhan sebagaimana diajarkan dalam Iman Katolik. Karenanya Pesperani ini bukanlah ayang kompetisi untuk saling menjatuhkan. Namun sebagai wadah untuk menyampaikan pujian kepada Tuhan secara sungguh-sungguh, meningkatkan kesadaran beragama sesuai iman Katolik, serta mengamalkan Pancasila dan UUD 1945.
Menurutnya pembiayaan kegiatan ini dibiayai dengan dana sebesar Rp 58.880.000 dan melombakan 13 kategori yakni Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Dewasa Perempuan, Paduan Suara Dewasa Pria, Paduan Suara Orang Muda Katolik, Paduan Suara Remaja, Cerdas-Cermat Anak, Cerdas-Cermat Remaja, Bertutur Kitab Suci anak, Masmur Anak, Masmur, Remaja, dan Masmur OMK. Dimana kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari, dan baru akan berakhir, Minggu (17/11) mendatang.(ONI)