MaxFM, Waingapu – Harusnya hari ini Kamis (27/10/2016) bayi kembar Santi Rambu Lokat dan Sinta Ananda Rambu Nahu yang terkena hidrosefalus sejak satu setengah tahun lalu diberangkatkan ke Bali untuk dirujuk di Rumah Sakit Sanglah.
Senin (24/10/2016) siang lalu, saya mampir ke RSUD Umbu Rara Meha untuk melihat dari dekat situasi terakhir si kembar Santi dan Sinta sebelum diberangkatkan ke Bali dan rencanya akan diskusi sedikit dengan direktur RSUD Umbu Rara Meha dokter Lely Harakai tentang kesiapan secara fisik bayi kembar untuk bisa di rujuk dan keadaaan fisiknya kalau-kalau segera dapat kesempatan untuk dioperasi di sana. Sekalian siang itu saya mesti mengatarkan donasi tunai sejumlah RP1juta dari satu keluarga yang meminta nama mereka tidak dipublikasikan, untuk diberikankepada keluarga si kembar sebagai dana yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari di RS selama masih di Waingapu.
Dalam pembicaraan pertelpon dengan dokter Lely Harakai, saya mendapat kabar bahwa sejatinya bayi siap diberangkatkan ke Bali, karena secara fisik kata dokter Lely, sudah lebih baik keadaannya dibanding fisik bayi saat masih dirawat di rumah.
Karena saya mengambil persan sebagai penghubung untuk banyak pihak yang ingin membantu si kembar, maka siang itu yang pertama saya ingin memastikan kesiapan si Ibu, apakah dia siap jika diberangkatkan hari Kamis ini, jawaban si Ibu, “Saya siap Pak, saya senang karena anak saya bisa berobat ke Bali.” Kemudian saya tanya lagi, lalu bagaiamana dengan berkas yang harus disiapkan terutama kartu BPJS-KIS, apa si kembar sudah punya kartu itu? (Sekedar untuk memastikan karena saat kami [kawan-kawan wartawan bertemu dengan ibu Orpha Dunga Hau di Tanah Wurung, dia bilang kartu sudah jadi 1 bulan sebelumnya]). Sampai dipertanyaan ini, si Ibu mulai agak ragu, apakah kartu BPJS-KIS bayi sudah ada. Dari jawabannya membuat saya ragu akapakah kartu BPJS-KIS si kembar Santi dan Sinta sudah di tangannya. Kata dia ”aduh Pak, anak saya Piter lagi urus di kantor BPJS, nanti saya telpon dia dan beriahu Pak,” jawab Ibu Orpha Dunga Hau.
Saya merasa ada yang tidak pas, jadi untuk memastikan soal kartu BPJS-KIS si kembar saya mampir di ruang penjagaan perawat di ruang Anggrek RSUD Umbu Rara Meha dan bertanya kepada salah satu perawat yang ada di situ, untuk kepastian apakah si kembar sudah memiliki kartu BPJS-KIS. Dari jawaban perawat jaga, didapat kepastian bahwa kartu BPJS-KIS si kembar belum ada di situ dan saya belum puas dengan jawaban ini.
Karena masih belum puas tentang jaminan kesehatan si kembar, dari RSUD saya menuju ke Kantor BPJS-KIS di kompleks kantor Bupati Sumba Timur di Radamata. Atas bantuan Ibu Dian di kantor BPJS Kesehatan jadi jelas bahwa kartu BPJS Kesehatan yang di urus untuk si bayi adalah kartu BPJS Kesehantan Mandiri dan baru keluar hari Senin (24/10/2016). Itu artinya bahwa kartu ini baru bisa dipergunakan setelah 14 hari dari tanggal terbitnya, hitungan kami sekitar 8 November 2016 baru kartu aktif. Dampaknya tentu saja rencana keberangkatan si kembar mesti diundur sampai paling tidak 8 November 2016 baru berangkat ke Bali.
Sementara itu, kepedulian banyak pihak terus mengalir untuk membantu si kembar Santi dan Sinta. Hingga 24 Oktober 2016, donasi yang masuk lewat rekening PT. Radio Suara Waingapu Sejahtera, nomor rekening 0112180724 di BNI Capem Waingapu sejumlah RP6.520.000, dan donasi tunai RP250.000, sehingga total dana yang masuk untuk Santi dan Sinta RP6.770.000. Dana yang sudah diserahkan ke Ibu si kembar pada Senin (24/10/2016) RP1 Juta, sehingga sisa dana di rekening RP5.770.000.
Selain uang tunai beberapa donatur juga menjanjikan membantu untuk dana tiket ke Bali, biaya penginapan dan akomodasi pengantar selama di Bali. Saya tinggal memastikan kesiapan donasi dari kawan-kawan ini.
Dalam salah satu pembicaraan lewat media sosial dengan yang peduli keadaan si kembar terlihat benar keinginan untuk membantu dari salah sesama warga.
“Selamat pagi bapak, Saya ( nama ). Saya juga ikut prihatin dengan si kembar. Saya punya niat juga membantu. Saya punya teman di Bali. Mereka bergerak di bidang kemanusiaan. Mereka sudah banyak membantu rakyat yg membutuhkan pertolongan. Kemarin saya sudah hubungi teman di Bali. Katanya kita hanya butuh pengurusn BPJS Kesehatan saja untuk sikembar. Kalau perlu bantuan coba bapak hubungi Pak ini (menyebut nama) di Bali, dari beberapa daerah sdh banyak yang ditolong. Kalau bapak mau saya kasih nomor hp Pak ini. Semoga bisa sama bekerjasama untuk membantu si kembar.”
Pesan senada banyak yang datang, bahkan ada yang datang dari Luar Negeri LN lewat email setelah membaca keaadan si bayi di www.maxfmwaingapu.com.
Begini bunyi email yang kami dapat dari seberang.
“Apakah dana sekian rupiah di website untuk tiket penerbangan, operasi, pemeriksaan atau pengobatan? Penyakitnya menyerang apa saja, otak, saraf, jantung? Mereka anak perempuan? Orang tuanya tidak ikut ke Bali?”
Pertanyaan yang datang lewat media sosial dan email sudah cukup membuktikan banyak pihak yang tergerak untuk membantusi Kembar, selain dari para donatur yang yang sudah mendonasikan dananya.
Saya jadi teringat, saat kami berempat Saya, Dion Umbu Ana Lodu (Kontributor MNC Grup), John Taena (Jurnalis Pos Kupang), Andi Pedro (Kontibutor Kompas TV) datang ke rumah si kembar di Tanah Wurung Lambanapu, tidak terbayangkan saya akan terlibat sejauh ini. Karena saya kira waktu itu, seletelah merekam suara, ambil foto dan sedikit video si kembar dan orang tuanya, pulang tinggal tulis berita dan kirim ke KBR dan berharap jadi berita radio dan disiarkan di buletin pagi atau sore KBR, dimuat www.kbr.id serta saya tulis untuk www.maxfmwaingapu.com . Tetapi situasi membawa saya ikut dalam proses ini, saya tentu saja saya senang bisa melakukan ini. Soli Deo Gloria! [Heinrich Dengi]
Catatan : untuk melihat dana transfer yang masuk bisa lewat www.maxfmwaingapu.com di bagian sms interaktif.