MaxFM WAINGAPU – Sebagian orang tentunya bersyukur dengan musim kemarau basah yang sedang melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini.
Musim kemarau basah membuat udara menjadi lebih sejuk dan tidak terlalu panas, serta bisa membantu mengatasi kekurangan pasokan air yang sering terjadi di wilayah ini.
Ada juga sejumlah petani di daerah tertentu yang sudah pasti bersyukur dengan musim kemarau basah karena tanamannya tetap hijau dan segar.
Namun, bagi kebanyakan petani di Kabupaten Sumba Timur, musim kemarau basah merupakan awal dari sebuah bencana yang hanya menunggu waktunya.
Hujan panas yang terjadi pada musik kemarau basah tahun ini memicu lonjakan serangan hama belalang kembara.
Berdasarkan pengalaman yang terjadi selama ini, cuaca hujan panas biasanya akan membuat serangga yang satu ini lebih cepat berkembang baik.
Serangan belalang kembara di Sumba Timur sebentar lagi pasti akan meledak.
Jutaan telur belalang kembara yang ditinggalkan induknya telah menetes. Bibit-bibit serangga yang telah menetes, kini mulai terlihat di beberapa titik.
Koloni serangga yang telah menetes kini sudah mulai terlihat di Walakiri, Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai.
Pantauan Radio Max FM Waingapu beberapa waktu lalu dari arah Melolo, Kecamatan Umalulu hingga Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, sudah terlihat belalang kembara kecil berwarna agak gelap berbaris di beberapa titik sepanjang jalur Waingapu-Melolo tersebut.
Belalang-belalang kecil yang terlihat baru menetas ini, akan terus berkembang dan tumbuh menjadi belalang dewasa dalam beberapa hari ke depan. Bukan tidak mungkin, serangan belalang kembara di Sumba Timur akan terjadi pada Juli 2022 ini.
Cuaca terkini yang panas terik di siang hari dan disertai sesekali hujan lebat seperti yang terjadi pada Rabu 29 Juni 2022 sekitar pukul 03.00 dinihari, telah memicu menetasnya telur-telur belalang kembara yang sudah ditinggalkan induknya beberapa waktu lalu.
Informasi lain dari pendengar radio MaxFM di desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu menyebutkan sudah mulai terlihat rombongan besar belelang kembara yang meloncat-loncat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Afli anggota kelompok tani tanambi organik Mbatakapiu melaporkan rombongan belalangkebara sempat memakan empat bedeng panjang sayur putih yang sudah mulai besar.
Beruntung kata Afli belalang tidak menghabiskan semua sayur yang ada di 20 bedengan sayur termasuk semaian bawang merah biji selamat. [TIM]