MaxFM, Waingapu – Warga masyarakat RT 07 Desa Mbatakapidu kini bisa menanam hampir 100 bedeng di lahan pertanian mereka yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mbatakapidu dengan bantuan pompa Barsha milik Yayasan Komunitas Radio Max Fm Waingapu (YKRMW). Kebahagiaan ini lebih pada lahan yang bisa diolah secara maksimal di musim kemarau.
Petani setempat, May Hamu Ly (71) kepada media ini di lahan tersebut menjelaskan, lahan pertanian yang juga ditumbuhi ilalang untuk keperluan pembuatan rumah ini, sebelumnya hanya bisa ditanami sayur dan tomat dalam jumlah yang sangat terbatas. Namun saat ini dengan adanya pompa Barsha milik YKRMW di sungai dekat kebun mereka, lahan tersebut bisa diolah maksimal.
“Sebelumnya kami tanam tomat dan sayur satu bedeng lalu bawang dua bedeng sudah cukup. Karena harus pikul air dari sungai tiap hari, dan sudah tua begini tidak mungkin kuat pikul air,” urainya.
May menambahkan dirinya sangat berterima kasih karena YKRMW memilih untuk menempatkan salah satu mesin pompa Barsha di kebun mereka, sehingga tahun ini kebun mereka untuk pertama kalinya bisa diolah hampir seluruhnya. Karena itu walau di usianya yang sudah renta, sesekali dirinya meluangkan waktu untuk menyeberangi sungai Mbatakapidu yang memisahkan rumahnya dan kebun milik keluarganya guna melihat tanaman tomat dan bawang merah yang sedang ditanam.
“Saya senang lihat anak-anak semangat tanam sayur-sayuran, tomat dan bawang merah banyak sekarang, dan ini baru pertama kali tanam banyak begini,” jelasnya.
Petani-petani muda lainnya, Angreni Konga Naha (13), Apliana Uru Emu (18), Antonia May Nggedi (14), dan Desi Yanti Babang Noti (21) secara terpisah mengaku, tahun-tahun sebelumnya mereka total hanya bisa menanam 10 hingga 20 bedeng sayur, dan baru kali ini dengan adanya mesin pompa Barsha, mereka bisa mengolah kebun mereka hingga lebih dari 100 bedeng dan semuanya bisa ditanam tanpa harus memikirkan bagaimana mengangkat air untuk menyiram tanaman di setiap bedeng.
“Paling banyak itu 20 bedeng, tapi pendek-pendek bedeng nya dan kami hanya kerja di dekat sungai supaya dekat ambil airnya,” jelas Apliana.
Menurutnya tanaman yang biasa ditanam hanyalah sayur, namun tidak semua mereka bisa menanam dan memiliki bedeng di kebun, karena mereka masih harus ke sekolah setiap hari. Karena itu, di tengah Pandemi Covid-19 saat ini yang mengharuskan mereka belajar dari rumah, memberi mereka waktu yang cukup untuk juga bisa ikut berkebun setiap hari.
“Karena belajar dari rumah, Jadi kami bisa datang kerja bedeng dan tanam sayur di kebun sekarang. Ini juga baru pertama kami tanam sayur dengan bedeng yang panjang dan juga banyak,” urai Apli sambil berharap uangnya bisa ditabung untuk bisa kuliah nanti.
Rambu Desi menambahkan, dirinya selama ini juga tinggal di kampungnya di Manurara yang berjarak kurang-lebih 10 kilo meter dari kebun tempat dirinya ikut menanam sayur, tomat, lombok dan bawang merah saat ini. Namun karena pada saat Elias Hiwa Wunu, Marten Hina Tarapanjang dan tim dari YKRMW turun memasang pompa Barsha awal Mei lalu, dirinya melihat lalu kemudian ikut mengerjakan bedeng. Karena itu, dirinya sampai saat ini masih tetap bertahan dan terus menanam berbagai jenis tanaman.
“Saya baru ikut tanam tahun ini, dan syukurlah saya sudah punya 10 bedeng. Ada yang saya tanam tomat, bawang merah, pitsai dan juga selada,” jelasnya.
Mengenai akan digunakan untuk apa hasil uang yang diperoleh dari menjual tanaman sayur dan lainnya, Desi mengaku untuk bisa membantu membeli bahan makanan bagi orang tuanya yang ada di kampung termasuk membeli kebutuhan-kebutuhan pribadinya juga. “Pasti untuk beli keperluan pribadi dan juga kasih bapak dan mama di kampung,” urainya.
Di kebun ini air dipompa menggunakan pompa barhsa tanpa menggunakan bahan bakar minyak, tenaga pompa digerakkan oleh arus air dan dapat memompa air di sini sekitar 30Ribu liter dalam satu hari. (ONI)