MaxFM, Waingapu – Status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk Kabupaten Sumba Timur saat ini turun dari level IV ke level II. Sumba Timur merupakan daerah pertama dan satu-satunya di Indonesia saat ini yang langsung turun dua tingkat.
Wakil Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, Letkol Czi Dr Dwi Joko Siswanto menyampaikan hal ini di Makodim 1601/Sumba Timur, Selasa (7/9/2021). Ditegaskannya turunnya level PPKM menjadi level II merupakan target yang sudah dicapai. Namun penanganan Covid-19 Kabupaten Sumba Timur tetap harus dengan standar level IV.
“Jangan sampai kita lengah dalam tracing dan testing, karena kita harus tetap melakukannya sebagaimana kita ada di level IV,” jelasnya.
Walau demikian, Dandim 1601/Sumba Timur ini menjelaskan akan ada penyesuaian-penyesuaian lagi bagaimana pengetatan dan pelaksanaan tracing dan testing di masyarakat, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Imendagri) Nomor 41 Tahun 2021 Tentang PPKM dan optimalisasi posko penanganan Covid-19 di tingkat desa/kelurahan.
Turunnya level PPKM dari level IV ke level II menurut Letkol Dwi ini karena beberapa faktor yakni keterisian tempat tidur (BOR) saat ini sudah berada di posisi 18 persen atau jauh dibawah standar badan kesehatan dunia (WHO) yakni 60 persen. Kemudian penurunan angka positif yang cukup signifikan dan juga angka vaksinasi yang meningkat.
Dijelaskannya keberhasilan penurunan level dua strip sekaligus ini karena konsep isolasi terpusat (Isoter) yang dilakukan dengan cukup baik sehingga penurunan angka penyebaran dan peningkatan kasus sembuh berjalan dengan baik. “Kita disini konsep Isoter nya ada dua, jadi tidak hanya tempat tetapi juga pola nya,” ungkapnya.
Konsep Isoter dengan pola menurut Letkol Dwi adalah dengan pelaksanaan tracing dan testing yang dilakukan secara bersama antara TNI/Polri, Satgas, dan Nakes sampai ke tingkat desa/kelurahan sehingga penyebaran kasus positif dapat terkendali dengan baik dan juga angka kesembuhan dapat ditingkatkan.
“Kalau di kota pasien yang melakukan isolasi mandiri bisa dikontrol dengan baik karena ada jaringan telekomunikasi yang baik, sehingga bisa dilayani oleh dokter kita, seperti program Ndumaluri yang dilakukan RSUD URM Waingapu dan sejumlah mitranya,” urainya.
Letkol Dwi juga mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap patuh melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang mungkin akan dibuka karena turunnya level PPKM dari level IV ke level II, karena Sumba Timur tidak berdiri sendiri sebagai satu wilayah melainkan ada Kabupaten Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SBD) yang sejak awal berada pada PPKM level III dan masih bertahan hingga saat ini.
“Kalau kita daerah yang berdiri sendiri baru bisa kita katakan bahwa Sumba Timur sudah aman. Tetapi karena kita satu pulau dengan tiga kabupaten yang tetap bertahan di level III sejak awal pemberlakuan level PPKM,” tegasnya.
Karenanya kesadaran masyarakat dan standar pelaksanaan tracing dan testing yang sudah terbangun secara sinergis tetap dipertahankan agar level PPKM di Kabupaten Sumba Timur saat ini bisa dipertahankan bahkan terus diturunkan ke level I hingga nol.
“Saya tetap sarankan kepada pak bupati agar pengetatan keluar-masuk pelaku perjalanan di perbatasan-perbatasan kita bisa tetap dipertahankan,” tandasnya.(ONI)