MaxFM, Waingapu – Sejak terinfeksi virus covid 19, kami sekeluarga memang sudah sepakat untuk tidak menyembunyikan keadaan ini. Bahkan kami sepakat men-share agar sahabat, kerabat maupun orang lain yang memiliki kontak dengan kami bisa lebih waspada. Memang ada resiko-resiko yang harus kami tanggung, itu pasti. Namun ada manfaat bagi kami dan orang lain atas keterbukaan ini, itu juga pasti.
Sejujurnya bahkan kami tidak siap secara mental menghadapi keadaan ini. “Satu rumah kena Corona!” Ini saja menjadi berita yang sangat mengerikan bagi sanak saudara kami.
Harus menunda dan membatalkan berbagai agenda penting. Hari ini Kamis (15/07/2021) sudah memasuki isolasi hari ke 4 , bahkan kami lupa atau melewatkan test daring Masuk Perguruan Tinggi untuk si Bungsu. Beberapa prasyarat yang sudah kami siapkan dan kirim hangus begitu saja.
Lalu kami juga belum memikirkan bagaimana nanti kami harus kembali ke kehidupan normal setelah semua sembuh? Harus mengurung diri lagikah? Yah minimal untuk beberapa Minggu? Bikin pengumuman bahwa sudah sembuh disertai dokumen-dokumen pendukung? Ahh tak tau, entah bagaimana nanti saja. Tapi terus terang ini juga jadi beban moral.
Pada isolasi hari 1-3 menjadi situasi paling sulit. Kami semua didera demam disertai hidung tersumbat. Masing-masing saling mengkuatirkan satu sama lain, jadilah kami sering terbangun dan saling menjenguk ke kamar masing-masing. Saya dan si bungsu menjadi yang paling mengkuatirkan maklum saya punya riwayat sakit jantung (pakai sten/ring) dan si bungsu memiliki riwayat asma. Tapi syukurlah, sampai hari ke 4 ini kami semua masih memiliki fisik kuat.
Untunglah kami memperoleh perhatian dan cinta yang luar biasa dari para sahabat dan kerabat. Obat-obatan, vitamin, suplemen, buah-buahan, kue, makanan dan kebutuhan lain setiap hari kami terima. Ini sungguh menjadi semangat dan keyakinan kami, bahwa kami tak sendiri. Tuhan mengirimkan orang-orang baik untuk membantu kami. Haleluyah!
Di pagar depan rumah sengaja kami memasang papan bertuliskan : ISOLASI MANDIRI. Agar petugas kebersihan, kurir pengantar dan siapa saja lebih berhati-hati dan selalu taat prokes. Kami menempatkan meja kecil di depan garasi, di situlah para kurir menyimpan barang kiriman untuk kami. (Harap maklum e, di sini blum ada Go-Jek, dan Grab). Anda tau keajaiban selalu terjadi….selalu saja ada makanan atau kebutuhan kami muncul di meja tersebut..hehe.
Selain dari sahabat dan kerabat yang ada di Waingapu, kami juga memperoleh dukungan doa dari masing-masing grup WA yang kami miliki juga teman-teman di medsos. Kiranya Tuhan membalas semua kebaikan Anda.
Oh ya, di hari ke 4 ini istri saya dan si bungsu mulai kehilangan penciuman dan perasa. Pas hari ini juga kami memperoleh kiriman makanan yang enak-enak dan bergizi. Meski keduanya kehilangan Indra perasa tapi selera makannya masih lumayan bagus, makan sonde pake area ooo……! Iseng saya tanya: Bemana kalian rasa ini makanan? ” Enak!”, Jawabnya. Kok bisa rasa? ” Kita ingat-ingat dem rasa to. Alias rasa yang pernah ada!”..huahahah….imun kami pasti sudah naik satu strip.
Waingapu, 15 Juli 2021
Yongky HS
NB: Semoga tulisan ini bisa jadi semangat buat kami dan siapa saja yg sedang menjalani isolasi karena terinfeksi virus Covid 19
Tulisan ini di www.maxfmwaingapu.com atas seijin Yongky HS