MaxFm, Waingapu – Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta, diskusi adalah perundingan untuk bertukar pikiran (bahas membahas) tentang suatu masalah. (P,N. Balai Pustaka 1976, hlm 254).
Sedangkan J. S. Kamdhi dalam buku Diskusi Yang Efektif, Penerbit Kanisius, hakekat diskusi merupakan sarana yang paling efektif sebagai pengasah pola pikir kritis, logis, sistematis dan analisis. Dengan demikian tradisi intelektual dapat ditumbuhkembangkan. (hlm 11). Lebih lanjut dijelaskan, diskusi adalah suatu proses berpikir bersama untuk memahami suatu masalah, menemukan sebab-musababnya, serta mencari pemecahannya.
Dalam diskusi akan terjadi komunikasi timbal-balik di mana akan tercapai mufakat dalam nuansa kebersamaan. Dan ini hanya akan tercapai jika ada pengakuan, penghargaan dan penerimaan terhadap keunikan yang lain. Di lain pihak berpikir bersama mengandaikan kepekaan dan kepedulian untuk bersama-sama mengakui suatu realitas yang benar atau yang mengingkarinya.
Hakekat proses berpikir bersama, terjadi suatu kegiatan yang bergerak menuju pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Ada suatu perkembangan pemikiran, tidak hanya berhenti pada pengetahuan, pemikiran, keputusan atau kesimpulan yang sudah dimiliki, tapi berusaha memperbarui sehingga lahir pengetahuan, pemikiran, keputusan dan kesimpulan baru, sebagai wujud kemajuan pola pikir, analisis dan cara pandang suatu masalah.
Tujuan diskusi menurut J. S. Kamdhi yang sudah kita kutip mencakup beberapa hal:
- Menumbuhkembangkan tradisi intelektual. Hal ini berdampak positif pada:
- Membantu setiap pribadi untuk bersikap kritis terhadap realitas menyangkut sosial, politik, ekonomi, adat budaya, hukum, pendidikan dan IPTEK.
- Membantu setiap pribadi untuk bersikap rasional dan logis, dan tidak didasarkan pada subyektivitas, rasa senang atau tidak senang.
- Membantu setiap pribadi untuk bersikap obyektif sebagai implementasi proses berpikir bersama.
- Mengambil keputusan dan kesimpulan. Keputusan adalah kegiatan akal budi yang mengakui atau mengingkari suatu realitas atau masalah. Atau seperti dikatakan oleh Poerwadarmint keputusan adalah hasil pemutusan setelah ditetapkan, dipertimbangkan dan dipikirkan.
- Menyamakan persepsi. Persepsi di sini termasuk apresiasi dan visi. Kerumitan suatu diskusi sering terjadi dalam menyamakan persepsi. Kononlah manusia berbeda pola pikir, latar belakang pendidikan, status sosial dan sikap dasar hati, ada yang mau mengerti dan menerima pendapat orang lain dan ada yang tidak.
- Menumbuhkembangkan kepedulian dan kepekaan. Dengan berpikir bersama kita berusaha untuk mengakui, menghargai serta menerima keunikan orang lain. Dengan mengakui keunikan, perbedaan, di sinilah fungsi diskusi sebagai sarana menumbuhkembangkan kepedulian dan kepekaan terhadap orang lain.
- Sarana komunikasi dan konsultasi lewat kebersamaan setiap orang akan menemukan pengalaman verbal, non verbal, pengalaman intelektual dan emosional, moral dan sosial. Demikian juga pengalaman yang kita miliki dapat dibagikan kepada orang lain.
Persyaratan diskusi
Pemilihan pokok masalah yang menyangkut kepentingan bersama, aktual, mendesak, prinsipil. Ini berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan, nilai-nilai kemanusiaan seperti, kejujuran, keadilan, kedisiplinan, kebijaksanaan, pengabdian, pelayanan, pengorbanan, kesetiaan.
Kepentingan bersama berarti tidak hanya untuk diri sendiri. Aktual artinya yang sedang hangat dibicarakan, diberitakan di mass media. Mendesak artinya segera mendapatkan tanggapan, penanganan agar tidak meluas dampaknya.
Bentuk-bentuk proses berpikir bersama
- Diskusi kelompok. Jumlah peserta terbatas, karena diskusi seperti ini didasarkan pada kesamaan profesi, status, usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial budaya.
- Diskusi pleno. Ini lengkap dihadiri oleh segenap kelompok. Keelompok-kelompok berkumpul untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya. Berarti diskusi pleno merupakan tindak lanjut diskusi kelompok.
- Diskusi panel. Bentuk diskusi yang didahului penyampaian materi atau pembahasan masalah oleh para ahli di depan khalayak, pendengar radio atau penonton televisi. Peserta diskusi panel baru diberi kesempatan berbicara setelah para panelis usai menyampaikan pembahasannya.
- Debat. Pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu pokok masalah di mana masing-masing peserta saling memberikan argumen untuk mempertahankan pendapatnya. Biasanya dalam debat peserta dibagi dalam dua kelompok, yakni, yang pro, mendukung persoalan, dan yang kontra atau menentang.
- Kongres. Pertemuan para wakil organisasi (politik, sosial, profesi) untuk berpikir bersama dan mengambil keputusan mengenai satu masalah. Kongres juga sering disebut muktamar, atau rapat raksasa.
- Simposium. Pertemuan untuk membahas prasaran-prasaran (uraian singkat menyangkut suatu masalah dengan sudut pandang tertentu) dari beberapa ahli menyangkut suatu pokok persoalan.
- Seminar. Pertemuan untuk membahas satu masalah oleh para ahli. Bisa beberapa ahli menyampaikan pembahasan satu masalah. Sedangkan peserta menyampaikan pertanyaan, ulasan, maupun pembahasan sehingga dihasilkan suatu pendalaman masalah.
- Konperensi. Mengandung tiga pengertian. Pertama, pertemuan sejumlah orang/kelompok dengan tujuan berpikir bersama sehingga mencapai suatu keputusan bersama. Kedua, pertemuan yang dihadiri oleh peserta yang mempunyai kesamaan status, profesi, keahlian dengan tujuan memperluas wawasan dan memperdalam masalah. Ketiga, konferensi juga berarti rapat besar yang dihadiri oleh peserta yang mempunyai latar belakang atau minat yang sama.
- Lokakarya. Pertemuan para pakar untuk membahas satu masalah sesuai bidang keahliannya. Disebut juga sanggar kerja.
- Rapat. Pertemuan untuk membicarakan masalah yang menyangkut kepentingsn bersama. Rapat sendiri ada banyak macamnya.
Terima kasih atas apresinya pada buku saya DISKUSI YANG EFEKTIF yang terbit tahu 1995. Saya sangat yakin masih sangat relevan bai di sekolah maupun perguruan tinggi.
Salam damai sejahtera…Mas Nara Sumber Tetap Acara Bengkel Bahasa Max FM, Frans Wora Hebi, Nara Sumber Tetap Acara Bengkel Bahasa….GBU