Scroll to Top
Ribuan Warga Saksikan Pemakaman Umbu Kanabu Ndaung Secara Marapu di Kampung Praiyawang
Posted by maxfm on 26th Mei 2023
| 252 views
Ribuan pelayat saat mengantar almarhum Umbu Kanabu Ndaung untuk dimakamkan, Kamis (25/5/2023).

MaxFM WAINGAPU – Tradisi pemakaman menurut penghayat kepercayaan Marapu masih menarik perhatian masyarakat.

Hal ini tampak dari banyaknya warga yang datang mengikuti dan menyaksikan prosesi pemakaman Umbu Kanabu Ndaung di Kampung Praiyawang, Kecamatan Rindi, Kamis (25/05/2023).




Ribuan pelayat ini datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum dengan membawa sejumlah bawaan sesuai dengan status kekerabatan keluarga dengan almarhum.

Diketahui lebih dari 50 kabihu (kampung/marga) yang diundang untuk mengikuti prosesi pemakaman Umbu Kanabu Ndaung ini.

Termasuk di dalamnya rombongan Bupati Sumba Timur, Drs. Khristofel Praing, M. Si. dan sanak keluarganya juga ikut mengambil bagian dalam acara ini.

Proses pemakaman almarhum Umbu Kanabu Ndaung ini sendiri berlangsung menurut tata cara aliran kepercayaan Marapu.



Karena itu setiap kabihu yang datang mendapatkan kesempatan untuk melayat sekaligus memberitahukan kepada keluarga barang bawaan mereka.

Dimana penyampaian ini disampaikan oleh para wunang atau juru bicara dari setiap kabihu dan diterima oleh wunang keluarga.

Selanjutnya sebelum jenazah almarhum dibawa turun untuk dimakamkan, empat ekor hewan disembelih di depan rumah tempat persemayaman jenazah.

Diantaranya adalah dua ekor kerbau dan dua ekor kuda, dengan rincian masing-masing hewan ini adalah sepasang yakni satu ekor betina dan satu ekor jantan.




Usai empat ekor hewan ini dipotong, seorang hamba yang terdekat dengan almarhum menunggang kuda dan mendahului menuju ke tempat pemakaman.

Sementara pengusung jenazah membawa jenazah almarhum mengikuti beberapa meter di belakang kuda tunggangannya sendiri.

Penunggang kudanya kemudian digendong naik ke puncak kubur dan duduk disana sampai prosesi pemakaman selesai baru boleh turun kembali ke rumah.

Jenazah almarhum sendiri dibungkus dengan kain tenun Sumba Timur yang disiapkan keluarga dan dibawa oleh pelayat yang jumlahnya diperkirakan mencapai lebih dari 100 lembar kain.



Dimana posisi jenazah tidak menggunakan peti, melainkan dibungkus kain dalam posisi duduk jongkok dan dua tangganya ditangkupkan ke dagunya.

Setelah jenazah almarhum dimasukkan ke dalam tempat pemakaman, kembali dipotong sepasang kerbau dan sepasang kuda sebagai tanda penghantar akhir bagi almarhum.(ONI)

Print Friendly, PDF & Email
Show Buttons
Hide Buttons