
MaxFM, Waingapu – Pandemi Covid-19 yang memaksa proses pembelajaran harus dilakukan dari rumah telah mengakibatkan kehilangan pembelajaran bagi anak-anak sekolah terutama di kelas rendah. Karena itu untuk mengejar kehilangan pembelajaran ini, guru-guru melakukan assesment untuk memetakan kemampuan anak di kelas masing-masing.
Hal inilah yang dilakukan guru-guru dari Sekolah Dasar Masehi (SDM) Lambanapu, Sekolah Dasar Katolik (SDK) Prai Kundu dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Prai Kundu yang kemudian dibahas bersama dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) tematik kurikulum dan literasi dasar Kecamatan Kambera, Sumba Timur yang dilaksanakan di SDK Prai Kundu, Senin (13/12/2021).
Setelah memetakan kemampuan anak-anak, para guru mengelompokkan anak-anak di kelas masing-masing sesuai dengan kemampuan yang diperoleh dari hasil assesment, lalu para guru memilih metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk diaplikasikan kepada anak-anak guna mengejar kehilangan pembelajaran yang terjadi selama Pandemi Covid-19.
“Assesment ini kita lakukan untuk memetakan kemampuan anak sehingga dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok guna diberikan treatment yang tepat sesuai kemampuan anak, meningkatkan kemampuan guru dan juga untuk dapat dipertanggung jawabkan kepada Tuhan nanti,” ungkap Kepala Sekolah SDM Mbatakapidu, Yunitha May Atanumba.
Fasilitator Daerah INOVASI ini menambahkan untuk dapat menggunakan treatment atau metode pembelajaran yang sudah dipilih, guru harus mampu untuk membaca situasi kelas guna memastikan kesiapan anak-anak untuk menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru. Karena waktu anak-anak berkonsentrasi menerima pelajaran itu hanya plus dua dari usianya.
“Kalau anak kelas satu itu berusia enam atau tujuh tahun berarti waktu konsentrasinya untuk menerima pelajaran hanya antara delapan sampai sembilan menit, paling lama 10 menit. Setelah itu apa yang kita omong ada di udara semua sehingga managemen kelas kita harus bagus,” jelasnya.
Guru Kelas 1 SDM Lambanapu, Maria Taworu May (53) secara terpisah mengakui kegiatan ini memperdalam pengetahuan mereka tentang pendalaman literasi sehingga akan makin mudah bagi mereka untuk menerapkannya di kelas nanti.
“Ini lebih lengkap sehingga akan mudah bagi kami menerapkannya bagi anak-anak,” jelasnya.
Diakuinya pengetahuan tambahan dari KKG ini bagi dirinya adalah adanya tambahan alat peraga sederhana yang dibuat secara kreatif oleh guru-guru dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar sekolah sehingga anak-anak akan lebih mudah mempelajari hal-hal yang abstrak dari yang nyata.
District Officer INOVASI NTT untuk Kabupaten Sumba Timur, Andika Dewantara dalam sambutannya menegaskan kegiatan pendampingan yang dilakukan INOVASI saat ini hanya akan berlangsung dalam waktu yang terbatas sehingga pengetahuan yang dibagi harus mampu diaplikasikan oleh guru-guru secara berkelanjutan di sekolah masing-masing.
“Ini bukan untuk INOVASI, tetapi untuk masa depan anak-anak Sumba Timur sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh oleh bapak-ibu guru,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, Yunus D. Wulang dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan ini menegaskan kehilangan pembelajaran sudah dialami oleh anak-anak bahkan guru-guru juga mengalami keterlambatan penyesuaian pembelajaran. Karena itu guru-guru harus menemukan metode pembelajaran yang efektif dan tepat dengan melibatkan siswa dan juga orang tua sehingga kehilangan pembelajaran yang ada dapat segera terisi.
“Bapak-ibu guru lebih tahu metode pembelajaran yang tepat untuk anak-anak. Jadi intinya hargai profesi dan cintailah tugas pasti akan ada solusi untuk mengatasi masalah (kehilangan pembelajaran) anak-anak tadi,” tegasnya.(ONI)