MaxFM, Waingapu – Warga jemaat Gereja Kristen Sumba (GKS) Payeti Cabang Praiwora antusias mempersiapkan diri untuk proses pemekaran menjadi jemaat mandiri yang direncanakan akan berlangsung Jumat (08/10/2021) mendatang. Antusiasme jemaat ini membuktikan kesiapan jemaat menjadi jemaat mandiri.
Pantauan media ini Senin (04/10/2021) sejumlah jemaat tampak terus bekerja untuk memperindah halaman dan penampilan gedung kebaktian ini dengan mengecat tembok taman, termasuk dengan membuat salib dengan lampu-lampunya untuk dipasang diatas menara gereja tersebut.
Sekretaris panitia pemekaran, Samuel Lumbu Amah kepada awak media di sekretariat GKS Praiwora, Senin (04/10/2021) menjelaskan rangkaian kegiatan menuju pemekaran GKS Payeti Cabang Praiwora menjadi Jemaat Praiwora aka dimulai Selasa (05/10/2021) pukul 15:30 Wita dengan rangkaian acara penjemputan Pendeta Matias Ekonugroho Riwoe di kediamannya kemudian dan dilanjutkan dengan arak-arakan menuju ke Praiwora dengan kawalan foreder dari Polantas Polres Sumba Timur.
“Rutenya dari Tandairotu ke gereja induk Payeti baru balik arah untuk kembali ke Praiwora,” jelasnya.
Selanjutnya setelah tiba di gerbang masuk gereja Praiwora akan ada acara adat berupa sapaan adat yang disampaikan oleh juru bicara dari tuan rumah maupun rombongan penjemput sebelum pendeta, keluarga dan seluruh rombongan dipersilahkan masuk ke gedung kebaktian untuk beribadah bersama.
“Ibadah nya ibadah penjemputan biasa,” jelas Samuel.
Ketua majelis lingkungan D Cabang Praiwora, Ferdinan Radjah menambahkan dalam persiapan untuk pemekaran menjadi jemaat mandiri, sumbangsih dan partisipasi jemaat dalam hal dana dan tenaga sangat besar sehingga sampai dengan saat ini pihaknya tidak mengeluarkan proposal untuk menggalang dana dari luar jemaat.
“Di pemerintah juga tidak ada satu proposal pun yang kami keluarkan, karena antusiasnya jemaat bersama-sama mempersiapkan ini,” ungkapnya.
Mengenai jumlah jemaat yang akan menjadi jemaat Praiwora setelah pemekaran nantinya, Ferdinan mengaku ada lebih dari 1.400 anggota jemaat dengan anggota sidi lebih dari 500 orang sehingga sudah sangat layak untuk dimekarkan menjadi jemaat mandiri.
“Syarat pemekaran jemaat adalah 200 anggota sidi dan 500 anggota jemaat, selain syarat-syarat lainnya dan Praiwora sudah memenuhi semua syarat tersebut sehingga layak untuk dimekarkan,” ungkapnya.
Ditambahkannya dari 1.400 an jemaat tersebut ada juga jemaat dari Ranting Riti Ahu yang nantinya akan dinaikkan statusnya menjadi jemaat cabang dari GKS Praiwora.
Selain itu, rangkaian pemekaran jemaat Praiwora ini juga akan diisi dengan pengukuhan kepada 29 majelis jemaat yang akan melayani jemaat dan Pdt. Matias Ekonugroho Riwoe sebagai pendeta yang meraih suara terbanyak dalam proses pemilihan pendeta beberapa waktu lalu dan unggul atas dua orang vikaris yang ikut mencalonkan diri menjadi pendeta di GKS Praiwora.
Mengenai undangannya, Ferdinan mengaku dari Badan Pelaksana Majelis Klasis (BPMK) Waingapu sudah memutuskan agar undangannya dibatasi karena saat rapat Kabupaten Sumba masih ada pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV, sehingga pihaknya hanya mengundang para pendeta dari Klasis Waingapu dan pendeta-pendeta dari GKS Payeti dan cabang-cabang nya.
“Undangan tertulisnya kita batasi sehingga kita tidak undang yang diluar Waingapu jadi hanya ada 150 undangan tertulis yang kita keluarkan,” jelasnya.
Untuk diketahui, gedung kebaktian GKS Payeti Cabang Praiwora ini merupakan salah satu gedung yang digunakan dalam pelaksanaan Sidang Raya Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) tahun 2019 lalu, dan di gedung inilah menjadi tempat pleno pemilihan Ketua Umum PGI saat ini, Pdt. Gomar Gultom dan jajaran pengurus harian PGI lainnya.(ONI).