MaxFM, Waingapu – Hari Sabtu, 13 Agustus 2016, pukul 01.20.14 WIB, wilayah Pulau Sumba diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi yang terjadi memiliki kekuatan M=5,3 Skala Richter. Pusat gempabumi terletak pada koordinat 9,75 LS dan 119,91 BT, tepatnya di darat pada jarak 25 km arah baratdaya Kota Waingapu, dengan kedalaman 55 km.
Hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan bahwa dampak gempabumi berupa guncangan dirasakan sangat kuat di hampir seluruh Pulau Sumba seperti Waingapu, Waikabubak, Guluwatu, Kadesa, Baing, Kalimbatu, Omatena, dan Manuakalada. Di daerah ini guncangan dilaporkan mencapai skala intensitas II SIG BMKG (IV-V MMI), dimana gempabumi dirasakan cukup oleh orang banyak, namun demikian hingga saat ini belum ada laporan adanya kerusakan.
Gempabumi darat di Sumba ini merupakan jenis gempabumi tektonik akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di bawah Pulau Sumba. Pusat gempabumi berada di zona transisi Megathrust-Benioff di kedalaman 55 km. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh penyesaran oblique turun, yaitu kombinasi antara pergerakan penyesaran mendatar dan turun. Hal ini sesuai dengan kondisi slab lempeng yang sudah mendekati kedalaman menengah sehingga selain bekerja gaya dorong juga bekerja gaya tarikan ke bawah.
Catatan sejarah mencatat bahwa zona gempabumi Sumba pada 19 Agustus 1977 pernah terjadi gempabumi kuat berkekuatan M=8,3 yang berpusat di luar zona subduksi di sebelah barat daya Pulau Sumba. Gempabumi ini memicu tsunami dan menewaskan sekitar 200 orang meninggal dan hilang di Pantai Lunyuk Sumbawa.
Hasil monitoring BMKG hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu masyarakat Pulau Sumba, dihimbau agar tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi merusak terhadapan bangunan yang konstruksinya kuat.***
DARYONO
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG
Twitter: @infobmkg