MaxFM, Waingapu – Dinas Kesehatan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, NTT, terbaik se Indonesia sebagai isntitusi dalam penanggulangan tuberkolosis 2018.
Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan Tri Haryantana mengatakan penghargaan yang diterima sesuai sertifikat yang diperolehnya adalah Pemenang Pertama Institusi dengan Kinerja Terbaik dalam Penanggulangan Tuberkolosis Tahun 2018 (Kategori Dinas Kesehatan), dan penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Kesehatan RI pada saat peringatan hari tuberkolosis sedunia di Jakarta Sabtu (24/03/2018).
“Ada beberapa kriteria yang dipakai pertama bahwa kita melakukan kegiatan meskipun tidak didkukung oleh modal finansial, anggaran, ketenagaan, sumber daya dan sebagainaya serba terbatas kita bisa menemukan kasus, temuan kasus kita dari 4-5 tahun t erakhir selalu meningkat,” jelas Kadis Kesehatan Sumba Timur Dokter Chrisnawan Tri Haryantana di ruang kerjanya baru-baru ini.
Tambah Kadis Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan Tri Haryantana, dengan penemuan kasus yang selalu meningkat bukan berati semua TBC sudah kita temukan.
“Asumsi kita adalah bahwa di NTT, terutama di Sumba Timur, dengan latar belakang pendidikan yang masih relatif rendah, dengan kemampuan daya beli kapasitas ekonomi yang mungkin juga rendah, populasi di beberapa tempat dimana tingkat hunian dalam satu rumah besar dihuni oleh banyak orang sehingga populasi itu cukup padat, dan asumsi kita penularan kasus tbc sangat mudah terjadi di daerah dengan karakteristik seperti itu, jadi kita berpikir kasus TBC yang ada di Sumba Timur masih banyak, dan kita sudah menemukan sebagian tapi sebagiannya belum,” kata Kadis Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan Tri Haryantana.
Masih kata Kadis Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan Tri Haryantana, dalam rapat koordinasi barubaru ini dirinya berterimakasih kepada teman-taman Dinas Kesehatan setempat yang telah bekerja keras sehingga bisa memperoleh penghargaan. Dirinya kata dokter Chrisnawan Tri Haryantana melihat penghargaan ini dari sisi yang lain, yaitu penghargaan yang sifatnya memotivasi bukan meninabobokan tim kerjanya.
Dengan peghargaan ini tugas kita malah jadi tambah bertas tegas dokter Chrisnawan.
“Karena bagaimanapun kita ditempatkan sebagi institusi dengan penyelenggaran penanggulangan terbaik tingkat nasional dan itu menjadi kiblat akhirnya, dan kalau jadi kiblat bisa jadi beban,” jelas dokter Chrisnawan.
Lanjut Kadis Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan Tri Haryantana, dalam penaganan TBC di Sumba Timur, petugas Dinkes Setempat juga melakukan pendokumetasian secara lengkap dan melaporkan pendokumentasian kegiatan ke tingkat propinsi dan pusat.
Ada hal lain yang masuk dalam penilaian kata Kadis Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan Tri Haryantana, dengan anggaran yang terbatas, Dinkes Sumba Timur menyiapkan anggaran untuk pemberian susu kepada pasien tuberkolosis.
”Jadi ini juga jadi kepedulian daerah dalam keterbatasan anggaran, tapi kita masih tetap memberikan PMT untuk penderita yang ditemukan dalam bentuk susu pada saat mereka mengambil obat, jadi mereka ke puskesmas pas ambil obat diberikan susu, ada 2 bidikan sebenarnya, pertama untuk memotifasi mereka untuk datang ambil obat yang kedua untuk mendukung kondisi fisik penderita tbc.”
Sumba Timur urutan ke 3 terbesar jumlah penemuam penderita TBC di Nusa Tenggara Timur tahun 2015 dan 2016 setelah Kota Kupang dan Kabupaten Belu.
Podcast: Play in new window | Download
Subscribe: RSS