
MaxFM, Waingapu – Setelah vaksin Covid-19 diberikan kepada sebagian besar siswa dan guru maka langkah berikut nya adalah kembali diberlakukannya proses Pembelajaran Tatap Muka. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat kembali mendapatkan haknya untuk belajar sehingga Learning Loss (Ketimpangan Belajar) paling tidak dapat diminimalisir dampaknya.
Permasalahan berikutnya apakah para siswa yang setelah hampir 1,5 tahun ini belajar dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh akan langsung diberikan materi ajar yang sesuai dengan level kelasnya saat ini?
Saat PJJ dan siswa belajar dari rumah mungkin kita semua sudah mengetahui bahwasanya tidak semua siswa memiliki kemewahan untuk mendapatkan dampingan dari orang tua maupun guru. Sebagai akibatnya pembelajaran yang dilakukan dari rumah hasilnya tidak begitu efisien, karena memang orang tua tidak bisa menggantikan peran guru dalam mengajar anak-anak di rumah. Ini artinya kemungkinan bahwa pencapaian kompetensi yang diharapkan dicapai siswa bisa jadi tidak dicapai. Misalnya ketika sebelum pandemi siswa kelas 1 yang sudah bisa membaca kata kemudian melalui proses PJJ selama 1,5 tahun dan Ketika naik ke kelas 2 kemudian malah kembali lupa alfabet dan kesulitan membaca kata.
Tulisan yang mudah dipahami. Saya menangkap bahwa dengan pembelajaran terdifrensiasi menghidari kita dari malpraktik pembelajaran. Kerap kali kita memberi resep materi pembelajaran yang sama kepada siswa sekelas karena ketidaktahuan akan kondisi kemampuan siswa
Terima kasih pak Musakkir. Iya 1 pembelajaran digunakan untuk semua anak dengan kesiapan belajar yang bervariasi ibarat memberikan kaos 1 ukuran utk dipakai oleh semua orang dengan ukuran yg berbeda-beda. Akan ada yg nyaman memakainya, dan akan ada yg tidak nyaman.
JIka pembelajaran diberikan sesuai kesiapan, maka anak akan belajar sesuai kesiapannya, perlahan-lahan adalah kuncinya. Pasti akan sampai ke target pembelajaran dengan penyesuaian waktu ajar.