Scroll to Top
Sekolah di Radio: “Memotivasi Anak Didik Agar Meminati Dunia Tulis”
Posted by maxfm on 2nd September 2020
| 1904 views

MaxFM, Waingapu – Saya sangat salut kepada WARTA FLOBAMORA yang menyediakan rubrik khusus untuk siswa/i SMP dan SMA sebagai wadah penyaluran aspirasi mereka. Apa yang dirintis ini punya makna ganda. Selain pengkaderan anak muda yang nantinya menjadi penulis handal, juga berimplikasi tidak ada diskriminasi antara yang dewasa dan belum, antara cendikiawan dan yang baru duduk di bangku sekolah.

Secara psikologis siswa yang tulisan dan fotonya dimuat akan lebih bergairah menggeluti dunia ini. Mereka akan dikenal banyak orang sehingga jejaring pertemanan menjadi luas. Kecuali itu mereka akan rajin membaca, rajin bertanya kepada penulis yang berpengalaman dan suka mendengarkan orang lain.

Juga salut buat pak-pak guru dan ibu guru, khusus guru Bahasa Indonesia yang telah membina, membimbing, dan mengarahkan anak didik mereka untuk mengirim tulisan-tulisan ke WARTA FLOBAMORA yang layak muat. Barangkali satu hal yang perlu diingatkan kepada para penulis pemula ini, bilamana mereka sudah banyak menulis di mass media, jangan cepat puas lalu berhenti. Karena kalau berhenti, ibarat air yang dipanaskan sampai mencapai titik didih 100 derajat cc, jika didinginkan kemudian dipanaskan kembali akan membutuhkan kalori lebih banyak dari biasa untuk mencapai titik didih semula. Jadikanlah dunia tulis ini sebagai hobi.



Pada dasarnya setiap orang bisa menulis sebagaimana dia bisa berbahasa lisan, bahkan ada istilah pandai berbahasa selain pandai bahasa. Hanya bedanya, bahasa lisan kurang memperhatikan tanda baca, jeda, bahasa baku dan alinea. Kelebihannya, bahasa lisan lebih hidup karena didukung oleh mimik dan panto mimik, volume suara yang mencakup keras-lembut, tinggi-rendah dan cepat-lambat.

Setiap orang, konon pula peserta didik membutuhkan motivasi ekstrinsik, motivasi dari luar dalam hal ini para pendidik. Banyak juga siswa yang memiliki motivasi intrnsik, yakni dorongan dari dirinya sendiri dan ini satu modal utama. Jika ditambah dorongan dari luar, ini menjadi modal tambahan.



Namun yang sering kita lihat baik dari orang tua siswa sebagai pendidik pertama dan utama maupun dari guru-guru sebagai pendidik formal dalam memberikan motivasi nampaknya berat sebelah. “Kamu harus rajin membaca (belajar)”. Dan biasa dimaksudkan membaca bahan ajar yang terdapat dalam buku paket. Syukur kalau ditambahkan, buku apa saja yang bisa menambah wawasan.

Sedangkan dorongan, “Kamu harus rajin menulis” jarang kita dengar, (mudah-mudahan saya tidak keliru). Sekolah yang menyelenggarakan majalah dinding itu satu prospek baik karena di situlah tempat persemaian bibit-bibit, calon penulis seperti siswa/I yang tulisan mereka dimuat di WF.




Sudah jelas di tiap sekolah ada pelajaran mengarang sebagai pelengkap bahan uji dan bilamana ada lomba mengarang. Guru-guru bahasa Indonesia idealnya mereka juga harus membuat karangan meski tidak dipasarkan ke media massa tapi sebagai contoh yang dibaca di depan kelas. Ini juga satu motivasi ekstrinsik bagi peserta didik.

Dalam teori mengarang perlu ditegaskan bahwa bahasa tulis punya ciri khas dibanding bahasa tutur. Di sini lebih tertib dengan tanda baca, menghindari bahasa tutur, naif atau vulgar, dan harus memakai alinea. Dalam satu alinea hanya ada satu pikiran pokok yang didukung oleh kalimat penjelasan, kalimat contoh, kalimat ilustrasi. Dalam satu alinea tidak boleh terdapat dua pikiran pokok agar alinea tidak rancu oleh kalimat sumbang.




Dalam memberikan tugas perlu diperhatikan dua jenis tulisan. Tulisan yang didasarkan pada refleksi murni dan tulisan yang menggunakan referensi. Untuk siswa-siswi SMP dan SMA kiranya lebih tepat jika mereka dimintai tulisan versi refleksi murni karena menyangkut pengalaman pribadi yang mudah mereka ungkapkan lewat tulisan. Jangan memaksa mereka membuat tulisan dengan judul abstrak yang membutuhkan referensi.

Banyak contoh tulisan refleksi murni yang kita baca dalam rubrik siswa di WF. Saya sebutkan beberapa topik di antaranya.



Ketika Di Rumah Saja; Musik, Teman Peneduh Saat Belajar Di Rumah; Perayaan Ekaristi Di Tengah Pandemi Covid-19; Dampak Positif Belajar Di Rumah; Serunya Belajar Di Tengah Pandemi. Contoh refleksi murni tulisan orang dewasa, Mencari Inspirasi Di Luar Biara, ini catatan perjalanan Sr. Maria Dolorosa Lamak, Misc.

Show Buttons
Hide Buttons