MaxFM, Waingapu – Panen bawang merah jenis tuk tuk dan sejumlah tanam hortikultura oleh komunitas petani binaan Radio Max Foundation di kampung Kalu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur ,NTT, (12/10/17), juga bergantung pada pupuk organik cair organik olahan sendiri yang digunakan para petani selama masa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam 3 bulan terakhir.
Menurut Heinrich Dengi, direktur Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu, selama dalam masa tanam para petani ini menggunakan pupuk organik cair Max28 produksi Yayasan Komunitas Radio Max Waingapu yang sudah diproduksi sejak 2012.
Kegamangan menggunakan berbagai jenis pupuk kimia dan organik lain yang didatangan dari luar daerah dengan harga yang sulit dijangkau oleh kebanyakan petani membuat ia merasa kasihan dengan petani karena harus ongkos produksi tinggi. Karena itu ia berkreasi bersama para petani menghasilkan pupuk dari bahan di sekitar tempat tinggal yang murah namun berkualitas dan digunakan hingga kini.
” Pupuk Organik Cair Max28 ini membuat pertumbuhan bawang memjadi bagus dan jauh dari hama sehingga pada lahan 400 meter persegi hasilnya 370 KG bawang merah belum kering dan bila dikoversi hasil panen barusan bisa mencapai 9,2 ton lumayanlah hasilnya untuk petani pemula yan gbaru mulai tanam bawang merah, apalagi didaeah kering seperti ini,” kata Heinrich.
Pada penggunaan di tanaman bawang merah yang telah dipanen ini, POC Max28 digunakan dengan cara dilarutkan satu tutup botol dalam satu liter air lalu disemprot tiap dua minggu sekali, begitupun untuk jenis tanaman holtikultura lainnya.
Selain itu menurut Heinrich, POC Max28 ini sudah teruji kualitasnya di laboratorium dan memuaskan karena ketika salah seorang petani sudah menggunakan pertama kali maka dia akan menggunakannya terus karena selain murah dan selalu tersedia di kantor Radio Max Waigapu Foundation juga menghasilkan panen melimpah.
“Biasanya kalau penggunan pupuk kimia selalu ditambah dosis nya tiap tahun masa tanam karena untuk mendongkrak panennya, bila tidak begitu pasti menurun hasil panen, namun sayang ongkos kian bertambah untuk beli pupuk lebih banyak lagi, jadi kenapa tidak kita buat pupuk organik sendiri,” jelas Heinrich.
Kemudahan untuk mendapatkan POC Max28 juga tersedia sistim isi ulang seperti air kemasan dimana para pembeli bisa membawa botol sendiri dari rumah ke kantor Radio Max Waingapu Foundation, lalu diisi pupuk, sehingga tidak perlu petani membeli pupuk dengan wadahnya, cukup dengan wadah bekas pupuk sebelumnya pupuk organik cari bisa dibawa pulang dan ini juga sebagai wujud cinta lingkungan, dengan meminimalkan penggunakan botol atau wadah plastik.
Kemarau panjang yang melanda seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur dengan puncaknya pada bulan Oktober ini, menjadi kegairahan tersendiri buat komunitas petani di kampung Kalu, kabupaten Sumba Timur, NTT, karena bisa memanen bawang merah tug tug dan sejumlah jenis sayuran yang bernilai ekonomis, seperti Kol, Pitsai, PakCoy, Cimsi, dan Paria. Tak biasanya para petani ini bisa berproduksi di saat kemarau yang menyiksa ini. [Ignas L. Kunda]