MaxFM, Waingapu – Bila minggu sebelumnya kelas Pelatihan Menulis Ilmiah Populer di radio MaxFM di Kalu, kali ini pelatihan dilakukan di daerah Wai Kudu, kampung yang berada di antara tebing batu menjulang dengan dikelilingi sungai yang berkelok melewati kampung menuju aliran sungai besar. Untuk sampai ke Wai Kudu dari Waingapu, melewati Lambanapu, Maulumbi, desa Bidi Praing hingga jembatan beton sebagai penanda sudah hampir tiba di kampung Wai Kudu.
Sabtu (30/09/2017) pelatihan menulis Ilmiah Populer di lanjutkan di kebun organik Wai Kudu yang selama ini didampaingi oleh Radio Max Waingapu Foundation.
Heinrich Dengi dari Radio Max Waingapu Foudation mengatakan, kelompok tani di Waikudu belajar tentang pertanian organik dengan dukungan dari LSM LIFE Jepang.
“20 Anggota Kelompok tani di sini belajar prinsip pertanian organik, misalkan cara membuat kompos, membuat pupuk cair organik serta pestisida nabati dari berbagai bahan alami yang ada di sekitar Waikudu,” jelas Heinrich Dengi dari Radio Max Foudation.
Sedangkan untuk mengairi kebun organik Wai Kudu airnya dipompa dari Sungai Wai Kudu menggunakan pompa Barsha.
“Pompa Barsha produksi aQysta Belanda, dipasang di Wai Kudu sekitar awal Agustus 2017, setiap hari bisa memompa air ke kebun Organik Wai Kudu sekitar 20 ribu liter lebih untuk menyirami tanaman yang ada di kebun kelompok, dan bisa dilihat dikebun sayur tumbuh bagus dan beberapa waktu lalu sudah ada sayur yang dipanen serta saat ini juga sedang panen pitsai, kol dan tomat, semuanya organik,” tambah Heinrich Dengi.
Semenara itu, Fadjrin sebagai pembimbing belajar pertanian organik dari Yayasan Komintas Radio Max Waingapu yang mendampingi kelompok tani organik Waikudu mengatakan pertanian organik sangat cocok dilakukan di Sumba karena bahan organik sudah di sediakan oleh alam dan pertanian organik jauh lebih sehat untuk konsumsi masyarakat.[Ditulis oleh:
Sepritus Tangaru Mahamu – Salah satu peserta pelatihan Menulis Ilmiah Populer yang diselenggarakan Radio MaxFM]