MaxFM, Waingapu – Sulitnya transportasi ke pulau Salura, pulau terluar berbatasan dengan perarian laut Australia yang merupakan tapal batas negara Indonesia dan Australia membuat kebutuhan bahan bangunan seperti semen dua kali lipat dari harga di ibu kota kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur NTT, Waingapu.
“Kami di sini harga semen hingga 150 ribu per sak ukuran 50 Kilo Gram,” kata Majid salah seorang warga pulau Salura.
Menurut Majid, sebenarnya harga beli di kota Waingapu sebesar 70 ribu rupiah namun biaya transportasinya dari kota Waingapu yang berjarak kurang lebih 110 km ke pantai Katundu dengan harus menempuh perjalanan selama 5 sampai 6 jam membuat ongkosnya membengkak. Selain itu kondisi ini diperparah dengan keadaan jalan menuju Nggongi ibu kota kecamatan Karera dari Waingapu yang sangat menyiksa dan melelahkan karena banyak ruas jalan rusak serta penyeberangan ke pulau Salura yang harus menyewa kapal motor.
” Dari Waingapu ke Katundu biaya kendaraan 30 ribu untuk kurang dari 5 sak semen, lalu ongkos buruh ke kapal motor 20 ribu,” tambah Majid.
Menurut Abdul Nasir Kaur Umum desa Prai Salura, Kecamatan Karera, Sumba Timur, kisaran harga semen variatif dari 142 hingga 150 ribu rupiah per sak ukuran 50 kilo gram. Bila warga ingin membangun rumah atau pembangunan infrastruktur desa maka biasanya akan diambil dalam jumlah banyak dengan harga mencarter truck dari Waingapu ke pantai penyebrangan Katundu dengan biaya Rp. 1.500.000 untuk 80 sak semen dan ongkos perahu serta lain lagi ongkos buruh angkut.
“Kalau bisa kapal penyeberangan yang dibiarkan saja di pelabuhan di Waingapu dimanfaatkan biar warga pesisir Selatan bisa terbantu. Jadi bukan hanya kami di salura, kapal bisa singgah beberapa kampung pinggir pantai selatan, lalu untuk harga harusnya ada zona khusus buat kami di Salura agar harga bisa merata” pinta Nasir.
Pulau salura merupakan batas NKRI dengan negeri Kanguru di samping pulau Menggudu dan pulau Kotak dan berpenghuni 135 KK atau 615 jiwa. Selain kesulitan transportasi seperti kapal motor penyebrangan yang jauh dari standar keselamatan, juga ongkos carter hingga 500 ribu rupiah untuk sekali ke pantai Katundu dari Salura. Kondisi ini kian diperparah oleh sarana komunikasi seperti jaringan telpon seluler yang tak tersedia. [ Ignas Kunda ]
Apakabar sekarang Pulau Salura? apakah sudah tersentuh program pembangunan Nawacita? baru lihat liputan Pulau Salura , Indonesiaku-Trans 7 di Youtuba.
Pulau yang sangat indah, tapi sarana dan prasarana infrastrukturnya sangat miris. Padahal berada di garis batas terluar Indonesia dengan Australia hanya sejauh 800 mill.
itu video tahun 2013, gag tahu ya sekarang?