

MaxFM Waingapu, SUMBA – “Koordinasi masih belum optimal dan sangat diperlukan penguatan kerjasama dan sistem pelaporan terbaru Agar semua kasus bisa ditangani dengan cepat dan tepat,” Etrindah Jagatry Fince Calista saat mewakili Forum Anak Sumba Timur pada Kegiatan Musrenbang di Waingapu, Kamis 24 April 2025.
Baca juga:
Sumba Timur Darurat Kekerasan Seksual Pada Anak
SMA Negeri I Waingapu ini menyoroti 191 tahanan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) setempat saat ini 87 di antaranya adalah pelaku kerasan seksual.
Baru semester pertama tahun ini, yakni mulai Januari hingga April 2025, kekerasan seksual sudah tercatat sebanyak 99 kasus. Kondisi ini menandakan rata-rata setiap bulan terjadi lebih dari 20 kasus kekerasan seksual di daerah itu.
“Dari data-data tersebut terlihat Sumba Timur darurat kekerasan seksual pada anak,” tegas Etrindah Jagatry Fince Calista.
Baca juga:
22 Warga Mendapat Pemeriksaan Malaria Gratis di Sekitar Kota Waingapu
Sebagai salah satu pelajar di daerah itu, Etrindah Jagatry Fince Calista mengimbau lembaga-lembaga perlindungan anak seperti LPA, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sumba Timur dan pihak kepolisian serta komunitas lokal yang ada untuk lebih meningkatan koordinasi.

“Kita memerlukan peningkatan koordinasi antar lembaga perlindungan anak,” tegasnya.
Peningkatan koordinasi yang baik antar lembaga perlinduangan anak di Kabupaten Sumba Timur, kedepan bisa menjadikan daerah itu sebagai salah satu kabupaten yang layak dan ramah anak.
“Kami yakin dan percaya dengan adanya kepedulian dari semua pihak terutama dari pemerintah, Kabupaten Sumba Timur akan menjadi kabupaten yang layak dan ramah anak,” tandasnya. [HD]