MaxFM WAINGAPU – Kami tiba di kompleks GKS Pamalar itu ketika hari sudah malam.
Jumat (16/09/2022) saya Heinrich Dengi (HD) dan tim dari Radio MaxFM melaju ke GKS Pamalar untuk mengatar bantuan dari keluarga di seberang yang mengirim pintu untuk ruangan yang sedang dibangun di samping pastori satu GKS Pamalar.
Sebelum kami bali ke Waingapu malam itu, saya iseng bertanya kepada Pdt. Fitri
HD : Ibu Pendeta, kalau air untuk keperluan sehari-hari ambilnya di mana?
Pdt. Fitri : Selama ini kami ambil air di mata air, di belakang Gereja ( jaraknya sekitar 100- 200 M ) dari GKS Pamalar ada juga di mata air lain tapi agak jauh.
HD : Kalau misalkan ada bantuan untuk membuat sumur, apakah Ibu Pendeta mau?
Pdt. Fitri : Terdiam sesaat! Mau.
Dalam dinding FB, Pendeta Fitri R. Sabati menulis : Kesulitan air bertahun-tahun tidak pernah membuat kami berpikir untuk menggali sumur. Entahlah kenapa alternatif ini tidak terpikirkan. Apa mungkin karena jemaat tidak punya keahlian menggali sumur atau alasan lainnya. Sehingga ketika ada ide untuk menggali sumur, hampir satu menit saya terdiam dan terpekur : “Iya ya, kenapa tidak terpikirkan selama ini?”
Terus terang saya juga tidak mengetahui secara persis perasaan Pdt. Fitri dan Suami yang kami temui malam itu. Apakah mereka yakin atau ragu, apakakah mungkin ada air di sekitar halaman GKS Pamalar, bisa jadi ini pertanyaan mereka dalam hati.
Sepulang dari GKS Pamalar malam itu, saya langsung komunikasikan dengan kawan di seberang, mengkomunikasikan proses antar bahan bantuan sekaligus menyampaikan situasi ketersediaan air di GKS Pamalar.
WA dari seberang malam itu memastikan saya untuk segera menyiapkan proses pembuatan sumur di GKS Pamalar.
“Hen, silahkan kamu hitung kebutuhan biayanya dan pastikan di sana benar-benar membutuhkan air bersih, kalau bisa segera dicari titik titik airnya,” isi pesan WA dari kawan di seberang.
Hari Minggu (18/09/2022) selepas keluar gereja pagi di GKS Payeti Cabang Kalu, saya dan tim bergegas meluncur ke GKS Pamalar membawa donasi berupa barang untuk pembangungan ruang di samping pastori 1 GKS Pamalar, sekaligus membawa tim kerja yang bisa menentukan titik air, jadilah titik air ditentukan dengan perkiraan akan dapat air di kedalaman sumur 9 meter.
Pdt. Fitri R. Sabatti merupakan salah satu dari sekian banyak pendeta dari Gereja Kristen Sumba (GKS) yang bertugas untuk melayani jemaat.
Selama kurang lebih enam tahun bertugas di GKS Jemaat Pamalar, Kabupaten Sumba Tengah, tinggal di pastori GKS Pamalar bersama Suami dan dua anaknya, air bersih merupakan salah satu persoalan serius yang dihadapi oleh Pdt. Fitri R. Sabatti bersama jemaatnya.
Ada sebuah sumber mata yang berjarak kurang lebih 200 meter dari lokasi Pastori GKS Jemaat Pamalar, yakni sumber mata air Madoka. Namun debitnya yang terbilang sedikit tidak mampu bertahan selama musim kemarau.
Setiap tahun, ketika musim kemarau tiba, Pdt. Fitri R. Sabatti bersama jemaat GKS Jemaat Pamalar, biasanya akan menempuh jarak kurang lebih satu kilo meter untuk mencapai sumber mata air Walakaweda.
Meski debit air di Walakaweda cukup besar, namun Pdt. Fitri R. Sabatti bersama jemaatnya tidak bisa mengambil air dalam jumlah yang banyak. Paling banyak mereka hanya mampu membawa enam jeringan (30 liter) bagi jemaat yang memiliki kendaraan roda dua.
Sementara jemaat yang tidak memiliki kendaraan roda dua hanya mampu membawa 10 liter air dalam dua jeringan kembali ke rumah mereka masing-masing.
Air bersih yang sudah menjadi persoalan klasik bagi ratusan kepala keluarga di GKS Pamalar Sumba Tengah baru bisa teratasi pada akhir September 2022.
“Untuk mengambil air ke mata air dengan jalan kaki kami hanya bisa bawa pulang dua jerigen, kalau pakai motor bisa 6 jerigen (1 jeringen diisi lima liter air), jelas Pendeta Fitri R. Sabatti.
Tambah Pendeta Fitri, “Kalau bawa pulang air dua jerigen lima liter, dirinya kadang bertanya, 1 jerigen air untuk mandi dan satu jerigen lainnya untuk cuci piring?”
Kepastian menggali satu unit sumur di GKS Pamalar akhirnya datang dari donaturnya yang adalah dua bersaudara yakni Ibu Glory dan Pak Koentjoro, kami bersiap!
Kurang lebih satu minggu setelah pengecekan sumber mata air tersebut, tepatnya pada hari Senin, 26 September 2022, proses penggalian sumur di lokasi itu mulai dilaksanakan.
Saya (HD) dan Tim kerja Radio MaxFM mempersiapkan segala sesuatu untuk kebutuhan menggali sumur, mencari tim penggali, mencari yang membatu penggali dan mempersapkan kebutuhan lain, kami hanyalah perpanjangan tangan dari donatur untuk penggalian sumur ini.
Harapan untuk memiliki sumur dari Pdt. Fitri R. Sabatti bersama ratusan jemaat GKS Pamalar, Sumba Tengah akhirnya terwujud.
Tim penggali sumur yang didukung dengan doa dari segenap jemaat jemaat GKS Pamalar bersama semua pihak akhirnya bisa mencapai titik mata dalam setelah melalukan penggalian selama berhari-hari.
Tepatnya pada Rabu 5 Oktober 2022, tim penggali sumur bisa mencapai titik air pada kedalaman 7 meter, kemudian proses penggalian dilakukan terus hingga kedalam sumur mencapai 12 meter dari permukaan tanah lokasi penggalian sumur.
Pengerjaan penggalian sumur selesai pada Sabtu (08/10/2022) dengan dalam sumur 12 meter dari permukaan tanah dan kedalaman air mencapai 2,5 meter dari dasar sumur.
Selanjutnya dilakukan pegerjaan bibir sumur dan pemasangan pompa air yang diselesaikan pada 15 Oktober 2022. Proses penyerahan sumur kepada Pendeta GKS Pamalar dilakukan pada Sabtu 15 Oktober 2022 setelah proses pengerjaan selesai dan rampung.
Jikalau sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalan rumah tangga seperti mandi, konsumsi, cuci piring dan pakaian atau untuk kamar mandi dan WC, Pendeta dan jemaat harus menempuh jarak lumayan jauh dari rumah pada musim kemarau, kini tidak perlu lagi karena sudah ada sumur.
Untuk mendapat gambaran tentang sumur di GKS Pamalar, dan suasana batin Pendeta Fitri setelah selesai pengerjaan sumur dan setelah beberapa hari air dari sumur GKS Pamalar digunakan, berikut saya kutip tulisannya di akun FB Fitri R. Sabatti
Kesulitan air bertahun-tahun tidak pernah membuat kami berpikir untuk menggali sumur. Entahlah kenapa alternatif ini tidak terpikirkan. Apa mungkin karena jemaat tidak punya keahlian menggali sumur atau alasan lainnya. Sehingga ketika ada ide untuk menggali sumur, hampir satu menit saya terdiam dan terpekur : “Iya ya, kenapa tidak terpikirkan selama ini?”
Kasih Tuhan memang tak terduga. Enam tahun Ia melatih fisik dan hati dalam kesulitan untuk menjadi tangguh hadapi sukar. Enam tahun Ia melatih fisik dan hati agar paham apa itu kesulitan hingga tak abai terhadap orang yang kesulitan. Walau kadang mengeluh, kami menikmati prosesnya.
Maka ketika hari ini sumber air telah didapatkan, air tak berhenti mengalir, saya malah berpikir : alangkah indahnya jika semua orang dapat menikmati sumber air ini. Alangkah bahagianya kalau gereja yang mendapatkan kehidupan dari Sang Sumber Hidup mengalirkan kehidupan bagi semua yang membutuhkan. Alangkah menakjubkan jika gereja terbuka untuk berbagi kehidupan.
Dan untukmu, orang-orang luar biasa, yang bersedia digerakkan oleh Sang Sumber Kehidupan itu, terima kasih. Terima kasih. Doakan kami, sama seperti kami menerima aliran kasih itu, kami pun dituntun untuk membagikan kasih yang kami terima.
Diakhir tulisan ini saya ingin menyampaikan terima kasih untuk
1. Pak Koentjoro dan Ibu Glory (Donatur)
2. Pendeta, Majelis Jemaat dan Jemaat GKS Pamalar untuk kerja sama yang baik dan kasihnya, dengan tangan terbuka selama berminggu-minggu menerima tim kami kerja dan tim kami bisa tinggal di rumah jemaat, terima kasih juga untuk topangan doanya.
3. Bapa Veny, Bapa Rian, Aten, Bapa Ar, Bapa Rambu, Pemuda GKS Pamalar (tim kerja sumur) untuk kerja keras dan tidak kenal lelah sampai selesainya semua proses menghaidrkan 1 sumur di GKS Pamalar. [HD – Tim]