MaxFM, Waingapu – Banjir kembali melanda wilayah dua desa di Keamatan Karera, Kabupaten Sumba Timur, Senin (28/02/2022) lalu. Setidaknya 200 Kepala Keluarga (KK) mendapatkan dampak banjir saat kejadian. Namun hanya ada empat rumah yang mengalami kerusakan dan butuh penanganan lanjutan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur, Mikael Jaka Laki menyampaikan hal ini saat dikonfirmasi media ini di kantornya, Jumat (04/03/2022). Dijelaskannya kondisi genangan akibat banjir saat ini sudah mulai kering dan masyarakat sudah bisa kembali beraktivitas.
Dijelaskannya banjir ini diakibatkan oleh tingginya intensitas hujam yang terjadi di wilayah Kecamatan Karera sejak Minggu hingga Selasa (26-28/2/2022) sehingga air sungai kemudian meluap dan menggenangi rumah warga yang ada di wilayah dua desa tersebut.
“Dua desa yang terkena banjir itu adalah Desa Praimadita dan desa Ananjaki,” jelasnya.
Ditambahkannya luapan banjir tersebut sempat menggenangi setidaknya rumah yang ditempati oleh 200 KK yang tersebar di dua desa tersebut. Dimana terbanyak ada di Desa Praimadita yakni sebanyak 150 KK, sedangkan di Desa Ananjaki terdapat 50 KK.
“Rumah yang terdampak dan rusak itu ada tiga atau empat rumah di Desa Ananjaki. Namun rumah yang dilewati banjir totalnya ada 200 KK sesuai dengan hasil pendataan kami di lapangan,” jelasnya.
Mikael menambahkan setelah mendapatkan informasi adanya banjir di Karera, pihaknya langsung bergerak cepat termasuk dengan melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing sehingga langsung dilakukan pendistribusian bantuan emergensi bagi warga korban.
“Totalnya sudah kita salurkan beras dua ton ditambah dengan mie instan dan bantuan-bantuan emergensi lainnya,” jelas Mikael.
Sedangkan mengenai rehabilitasi empat unit rumah yang rusak akibat banjir tersebut, Mikael menjelaskan pihaknya masih akan melakukan pendataan lengkap agar nantinya diberikan bantuan stimulan kepada keluarga-keluarga yang rumahnya rusak untuk diperbaiki kembali.
Menurutnya akibat banjir ini ada alur sungai yang harus ditangani untuk menghindari banjir rutin tahunan di lokasi yang sama. Karena jalur sungai yang ada saat ini tidak cukup baik untuk air mengalir sampai ke laut.
Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sumba Timur, Octavianus Takandjandji yang dikonfirmasi secara terpisah di ruang kerjanya, Jumat (04/03/2022) mengaku pihaknya sudah melakukan peninjauan lapangan dan menemukan perlu dilakukan normalisasi sungai agar menghindari terjadinya banjir tahunan di loaksi yang sama.
Menurutnya air meluap ke pemukiman warga karena banjir yang tidak Senin (28/02/2022) lalu tidak melalui aliran sungai yang ada melainkan menerobos melalui lahan warga sehingga merusak sejumlah rumah warga dan merendam ratusan rumah lainnya.
Karena itu atas petunjuk Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing yang memerintahkan pihaknya untuk melakukan perhitungan perbaikan dan penanganan masalah tersebut, pihaknya sudah melakukan perhitungan untuk melakukan rekayasa aliran sungai agar tidak kembali masuk ke pemukiman warga.
“Kalau tidak kita atur aliran sungainya, tahun depan aliran sungai akan pindah dan air tidak akan melintasi jembatan yang ada lagi,” jelasnya.
Rekayasa aliran sungai ini menurutnya butuh dana sekitar Rp 800 juta sampai dengan Rp 3 Miliar sesuai dengan pilihan penanganan yang akan dilakukan yakni penggalian untuk aliran sungai, ditambah pembangunan bronjong dan tanggul biasa atau dengan bronjong penuh.
“Kita usulkan langkah-langkah penanganan ini semoga bisa ditangani dari dana bencana sehingga tidak lagi terjadi banjir atau luapan air sungai saat hujan deras nanti,” tandasnya.(ONI)