MaxFM, Waingapu – Kamar dagang dan industri (Kadin) Kabupaten Ngada menjajaki pembangunan jejaring rantai bisnis ke Sumba Timur. Kadin Ngada menjajaki peluang antar pulau jagung dari Sumba Timur ke Bajawa.
Penjajakan ini langsung dilakukan Ketua Kadin Kabupaten Ngada, Rudolf A. Wogo bersama Sekretaris Kadin Kabupaten Ngada, Henry Roga dan juga Direktur SL Consultan, Adrianus Lagur yang melihat langsung ke sejumlah titik lokasi pertanian jagung di Kabupaten Sumba Timur dan juga rantai nilai yang ada di Pasar Matawai Sumba Timur.
Dalam Talkshow Radio bersama Radio Max 96.9 FM, Ketua Kadin Ngada Rudolf Wogo menegaskan Ngada memiliki hasil perkebunan kopi yang sudah beredar di pasar ekspor. Namun pihaknya ingin membangun jejaring ke Sumba Timur dan mencari adanya kemungkinan ada tidaknya akses pasar kopi Ngada ke Sumba Timur.
Ditambahkannya selain kopi, pihaknya juga melihat adanya kebutuhan daging babi di Sumba yang cukup tinggi sehingga dapat dilakukan kerja sama antar pengusaha di Ngada dan Sumba Timur agar makin terbuka akses pertumbuhan ekonomi antar kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami mau juga melihat jika ada truk yang seberangkan kopi dan babi dari Ngada-Flores, setelah kembali dari Sumba bawa apa,” ungkapnya.
Sekretaris Kadin Kabupaten Ngada, Henry Roga menambahkan setelah mereka melakukan penjajakan dan melihat dari dekat sejumlah lahan pertanian di Sumba Timur, mereka melihat adanya potensi pertanian jagung yang luar biasa yang tidak bisa dilakukan di Ngada. Karena itu, hasil pertanian jagung di Sumba dapat menjadi salah satu pilihan untuk pengantarpualauan antara Flores-Ngada dan Sumba.
“Kalau hasil jagungnya bisa kita ambil untuk jadi bahan baku pembuatan pakan ternak akan sangat saling menguntungkan,” jelas Henry.
Menurut nya mereka sudah membicaralan hal ini dengan sejumlah rekan pengusaha yang ada di Sumba Timur sehingga diharapkan akan ada tindak lanjut yang nyata dalam waktu dekat sehingga bisa makin berdampak bagi masyarakat kedua kabupaten.
“Tidak perlu kita berpikir harus kirim ke Jawa atau pulau lainnya di Indonesia. Kalau kita bisa membangun rantai ekonomi baru antar pulau di NTT, akan sangat baik bagi masyarakat,” tegasnya.
Direktur SL Consultan, Adrianus Lagur menambahkan sebagai konsultan di bidang pertanian dengan pemerintah Kabupaten Ngada, pihaknya berperan untuk membangun rantai nilai dari setiap hasil pertanian maupun perkebunan di Kabupaten Ngada agar makin berdampak bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di bidang pertanian.
“Jangan lagi kita menganggap profesi petani sebagai sebuah profesi yang minor, karena saat ini banyak petani milenial yang sukses sebagai enterpreneur pertanian yang hebat,” tegasnya.
Pihaknya terus mendorong dan membantu pemerintah Kabupaten Ngada untuk bisa membangun rantai ekonomi dari kopi yang menjadi salah satu hasil perkebunan unggulan di Kabupaten Ngada.
“Kita sedang mencoba dengan pemerintah Kabupaten Ngada juga agar bagaimana menghadirkan kopi lokal yang dekat dengan konsumen berupa kopi sachet,” ungkapnya.
Menurutnya hal ini penting untuk dilakukan sebab saat ini walau Kopi Ngada sudah sangat terkenal di dunia internasional. Namun kopi yang dinikmati masyarakat lokal adalah kopi-kopi sachet yang bukan berisi kopi Ngada melainkan kopi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kita juga perlu meningkatkan rantai nilai dari singkong di NTT, sehingga tidak hanya direbus, melainkan juga bisa menjadi keripik singkong yang berlabel dan tentunya membuat makin banyak masyarakat mendapatkan nilai ekonomi dari singkong,” jelasnya.
Ketiganya juga mengapresiasi Radio Max 96.9 FM yang sudah memberikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan niat mereka membangun jejaring dengan pengusaha maupun masyarakat petani-peternak di Sumba Timur melalui acara talkshow ini.(TIM)